Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang dan Kelebihan Tidur Dapat Merusak Jantung

Kompas.com - 28/03/2012, 05:13 WIB

KOMPAS.com - Kurang mendapatkan waktu tidur dan kelebihan tidur ternyata sama-sama memiliki dampak buruk terhadap kesehatan jantung. Demikian hasil riset terbaru yang dipimpin oleh Dr. Rohit Arora, kepala kardiologi dari Chicago Medical School.

Peneliti menemukan, tidur terlalu sedikit dapat menempatkan orang pada risiko lebih tinggi terkena stroke, serangan jantung dan gagal jantung kongestif. Di sisi lain, orang yang tidur terlalu banyak memiliki prevalensi lebih tinggi mengalami nyeri dada (angina) dan penyakit arteri koroner.

Rencananya temuan ini akan di presentasikan pada hari Minggu saat pertemuan tahunan American College of Cardiology di Chicago.

Dalam kajiannya, peneliti menganalisis data lebih dari 3.000 pasien berusia di atas 45 tahun yang berpartisipasi dalam US National Health and Nutrition Examination Survey untuk melihat hubungan antara durasi tidur dan kesehatan jantung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapat tidur terlalu sedikit (kurang dari 6 jam) dua kali lebih mungkin untuk mengalami serangan stroke atau jantung dan 1,6 kali lebih mungkin untuk mengalami gagal jantung kongestif. Sementara mereka yang tidur lebih dari delapan jam semalam, dua kali lebih mungkin untuk mengalami angina dan 1,1 kali lebih mungkin menderita penyakit arteri koroner.

Temuan ini juga telah memperhitungkan faktor risiko jantung seperti usia, kadar kolesterol darah, merokok dan obesitas, serta untuk sleep apnea dan masalah tidur lainnya.

Peneliti mencatat, riset sebelumnya telah menunjukkan bahwa kurang tidur berhubungan dengan sistem saraf yang hiperaktif, intoleransi glukosa, diabetes, peradangan, peningkatan hormon stres dan tekanan darah.

Terkait hubungan antara tidur yang terlalu lama dan risiko masalah jantung sampai saat ini masih tidak jelas. Menurut peneliti, perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antara keduanya.

"Dokter harus mulai menanyakan pasien tentang kebiasaan tidur mereka, terutama mereka yang berisiko lebih besar terkena penyakit jantung," kata Arora.

"Ini benar-benar hal yang sederhana untuk menilainya sebagai bagian dari pemeriksaan fisik. Cara ini memerlukan biaya apapun dan dapat membantu pasien untuk mengadopsi kebiasaan tidur yang lebih baik," terangnya.

Meskipun penelitian baru menemukan hubungan antara masalah tidur dan gangguan jantung, hal ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com