Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan untuk Pasien GBS Masih Minim

Kompas.com - 14/04/2012, 09:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.COM - Penyakit Guillain Barre Syndrome atau GBS mungkin tidak setenar penyakit HIV AIDS atau kanker. Tetapi penyakit ini sebenarnya perlu mendapatkan perhatian besar dari banyak pihak, mengingat cukup berbahaya dan biaya pengobatannya masih tergolong mahal.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Cabang Jakarta dr Darma Imran, SpS (K) mengatakan, sampai saat ini belum ada asuransi kesehatan yang menanggung sepenuhnya biaya pengobatan pasien dengan GBS, baik dari pemerintah maupun swasta.  Padahal menurutnya, GBS termasuk penyakit langka yang jumlah penderitanya tidak terlalu banyak, sehingga tidak akan terlalu menjadi masalah bila harus ditanggung sepenuhnya oleh asuransi kesehatan.

"Mungkin karena pengobatannya mahal dan karena penyakit ini belum populer. Seringkali penyakit itu kalau sudah populer seperti HIV, baru dukungan menjadi kuat," katanya saat acara jumpa pers, Jumat (13/4/2012), di Jakarta.

Darma mengungkapkan, sampai saat ini Jamkesmas sebetulnya sudah mengcover pengobatan pasien dengan GBS, meski pun belum sepenuhnya. Sementara dari pihak asuransi kesehatan swasta sangat tergantung dari besarnya premi.

Darma menambahkan, ada dua jenis terapi yang direkomendasikan saat ini pada pasien GBS, yakni pemberian Intra Vena Imunoglobulin (IvIG) dan plasmapharesis. Untuk IvIG misalnya, setiap sekali pemberian biayanya sekitar Rp20 juta hingga Rp25 juta per hari.

Selain biaya pengobatan yang tergolong mahal, masalah lain seperti perbaikan infrastruktur pelayanan kesehatan di daerah-daerah juga perlu terus dilakukan sehingga tatalaksana pasien GBS sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran.

"Kami dari PERDOSSI berharap agar pasien-pasien GBS ini disokong penuh, karena banyak dari mereka yang berusia muda, yang sebetulnya bisa sembuh kalau diobati. Jadi, sayang sekali kalau kita kehilangan orang-orang produktif ini," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com