Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanaman "Nuklir" untuk Melawan Sel Kanker

Kompas.com - 07/05/2012, 12:15 WIB

"Dokter di sini mendiagnosis penyebaran kanker di otak telah membuat saraf-saraf otaknya tertekan. Oleh dokter dilakukan penanaman 60 partikel dan pembekuan. Kemajuannya cukup pesat, istri saya bisa berjalan sendiri," kata Gede Sugarta (65), yang sudah menemani selama 3 minggu perawatan.

Sementara itu Yati (71), pasien kanker payudara dari Jakarta, memilih pengobatan implan partikel karena takut dengan kemoterapi konvensional. "Saya sudah mencari informasi di Jakarta dan Singapura, ternyata masih memakai kemoterapi konvensional, terus terang saya tidak berani dengan efek sampingnya," kata wanita yang sebelumnya menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia ini.

Yati menilai, penanaman partikel dan juga imunoterapi merupakan terapi yang sifatnya lebih "gentle" sehingga fisiknya lebih mampu menerima. Selama sebulan melakukan pengobatan di Guangzhou, ia mengaku cukup banyak kemajuan yang dialaminya.

"Sebenarnya dokter di Singapura memastikan telah terjadi penyebaran kanker, tetapi dengan targeted therapy yang saya lakukan ini, sekarang benjolan di payudara mengecil dan saya juga tidak mengalami efek samping yang berat," kata wanita yang juga menderita diabetes melitus ini.

Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, para dokter di Guangzhou juga memakai obat-obatan herbal Cina. Menurut dr.Peng, hal itu dilakukan untuk mengurangi efek samping serta meningkatkan kekebalan tubuh pasien sehingga mampu melawan sel kanker.

Kendati cukup aman, namun pengobatan kanker umumnya memakan waktu tidak sebentar. Beberapa pasien yang ditemui Kompas.com di Guangzhou sedikitnya telah berada di sana selama sebulan. Beruntung karena pihak rumah sakit cukup memfasilitasi kebosanan pasien dan juga keluarga yang menunggu dengan mengadakan kegiatan piknik bersama pada waktu-waktu tertentu.

Dr. Peng juga menyebutkan bahwa pengobatan kanker pada dasarnya akan memberikan kesembuhan jika kanker ditemukan pada stadium awal. Karena itu, secanggih apa pun metode pengobatan yang sudah dikembangkan para ilmuwan, yang paling penting bagi pasien adalah melakukan skrining sehingga kanker bisa dideteksi dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com