Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Diabetes Berisiko Tinggi Alami Gangguan Saraf

Kompas.com - 29/05/2012, 17:44 WIB
Indira Permanasari S

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Penderita diabetes berisiko tinggi mengalami gangguan saraf yang dalam istilah kedokteran disebut neuropati. Gangguan tersebut dapat terjadi tanpa bisa diprediksi waktunya dan mengurangi kualitas hidup penderita.

Neuropati merupakan kerusakan saraf yang dapat disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf atau dikarenakan efek samping dari suatu penyakit sistemik. Neuropati merupakan salah satu komplikasi yang banyak dialami penderita diabetes.

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Diabetes ditandai metabolisme glukosa abnormal sehingga gula darah t inggi dan profil lemak darah berubah.  

Sekitar 50 persen penderita diabetes terkena neuropati, ujar Ketua Kelompok Studi Neurofisiologis dan Saraf Tepi PERDOSSI yang juga konsultan neurologist dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM, Manfaluthy Hakim dalam acara jumpa pers bertema Kenali Neuropati dan Perhatikan Gejalanya, Selasa (28/5).

Komplikasi neuropati pada penderita diabetes sering timbul pada pasien dengan kadar gula darag tidak terkontrol. Di samping itu, obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko. Risiko tersebut sejalan dengan bertambahnya usia dan lamanya penyakit diabetes yang diderita.  

Gejala neuropati berag am mulai dari yang ringan hingga berat. Gejala-gejala gangguan saraf tersebut antara lain rasa nyeri seperi terbakar di tangan dan kaki, rasa baal atau kebas, mati rasa, kram, kaku otot, kesemutan hingga kehilangan kontrol kandung kencing, kulit t erlalu sensiitf, rambut rontok, kelemahan anggota gerak, gangguan pencernaan, penyusutan otot, disfungsi ereksi, dan kekeringan vagina.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesilias Saraf Indonesia (PERDOSSI), Moh Hasan Machfoed mengatakan, neuropati sering kali tidak disadari sebagai penyakit dan dianggap sebagai sebagai kondisi yang umum terjadi. Padahal, gangguan saraf tersebut dapat dicegah. Sebaliknya, jika gangguan dibiarkan dapat menjadi berat sehingga mengganggu pergerakan penderitanya.

Untuk penangannya, selain mengurangi gejala neuropati yang dialami penderita lewat obat-obatan atau operasi , penyakit diabetesnya juga harus ditangani dengan benar. Selain itu, agar sistem saraf bekerja dengan baik, nutrisi yang membantu kesehatan saraf seperti makanan dengan kandungan vitamin B juga harus diberikan.  

Gangguan saraf dikhawatirkan semakin besar penderitanya seiring dengan meningkatnya jumlah penderita diabetes. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan kenaikan pengidap diabetes melitus (DM) tipe 2 sebanyak 8,4 juta orang pada 2000, meningkat pesat menjadi 21,3 juta pada 2010.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com