Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjolan Belum Tentu Kanker

Kompas.com - 04/06/2012, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Benjolan di leher belum tentu kanker tiroid. Hanya 5-10 persen benjolan di leher yang terbukti ganas. Namun, penting segera memastikan ganas atau tidaknya benjolan.

Hal itu dikatakan Pradana Soewondo, dokter ahli endokrin metabolik dari FKUI/RSCM dan RS Premier Jatinegara, dalam seminar ”Kenali Gangguan Tiroid”, Sabtu (2/6), di Jakarta.

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar mirip kupu-kupu di batang tenggorok. Fungsi utama kelenjar itu mengumpulkan yodium dan mengubah menjadi hormon tiroksin dan triyodotironin. Kedua hormon itu meningkatkan aktivitas selular dan mengontrol metabolisme. Setiap sel bergantung pada hormon tiroid untuk regulasi metabolismenya.

”Masyarakat sering enggan memeriksakan diri ketika menemukan benjolan karena ketakutan akan kanker. Padahal, tidak selalu benjolan itu kanker,” kata Pradana. Sebaliknya, benjolan tidak boleh dianggap remeh. ”Jalani pemeriksaan untuk memastikan,” ujarnya. Pemeriksaan dapat dengan biopsi jarum halus, pemindaian tiroid, ultrasonografi, atau operasi pemeriksaan struktur jaringan.

Pradana mengatakan, benjolan di leher cenderung terjadi pada pria berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 70 tahun, orang yang pernah mendapat terapi di leher atau kepala, ada riwayat kanker tiroid dalam keluarga, atau tinggal di daerah endemik gondok.

Benjolan ganas cenderung padat, keras, soliter, menginvasi struktur sekitar, melumpuhkan pita suara, dan penyebarannya jauh. Adapun benjolan jinak cenderung lunak, disertai rasa sakit atau nyeri, dan jumlahnya banyak tanpa ada yang dominan. Benjolan yang jinak cenderung terjadi pada orang dengan riwayat penyakit autoimun, seperti tiroiditis hashimoto dalam keluarga, riwayat adanya gondok, dan adanya disfungsi hormon tiroid.

Dia mengatakan, jika benjolan ganas, kelenjar tiroid penderita dioperasi diikuti dengan radioterapi. ”Jika kanker ditangani dengan benar, usia harapan hidup bisa lebih dari 10 tahun, bahkan 20 tahun,” ujarnya.

Pembesaran kelenjar di leher dapat pula karena orang tinggal di daerah endemik gondok. Mereka perlu diterapi dengan yodium atau hormon tiroid.

Pradana mengatakan, hormon tiroid sangat penting karena berperan besar dalam proses metabolisme. Gangguan pada kelenjar tiroid menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain, tubuh lemas, gemetar, dan berat badan sulit dikendalikan. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com