Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Indonesia Masih Mengabaikan Sarapan

Kompas.com - 19/06/2012, 12:59 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang dewasa dan anak-anak mengabaikan sarapan. Padahal, sarapan tak hanya menjadi bekal energi beraktivitas. Sarapan teratur dengan gizi seimbang juga bisa cegah kegemukan.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Hardinsyah, dalam Simposium Sarapan Sehat di Jakarta, Sabtu (16/6/2012) lalu, mengatakan, pada malam hari, tubuh seperti dalam keadaan puasa. Saat tidak ada asupan, kadar glukosa darah turun. Akibatnya, fungsi organ tubuh, terutama otak, terganggu.

Saat memulai aktivitas pada pagi hari, sarapan menjadi penting. Makan teratur dengan kudapan di antara waktu makan utama bermanfaat menstabilkan kadar glukosa darah. Mereka yang tak sarapan cenderung makan berlebih pada siang hari atau jajan sembarangan sembari menunggu waktu makan. ”Makan teratur mencegah kegemukan,” ujarnya.

Namun, survei di lima kota besar menunjukkan, 17 persen orang dewasa tak sarapan, dan 13 persen tidak sarapan setiap hari. Angka tidak sarapan pada anak-anak bervariasi dari 17 persen di Jakarta, hingga 59 persen di Yogyakarta.

Analisis data konsumsi pangan dari Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan, 26,1 persen anak Indonesia hanya sarapan dengan minum air. Meski sarapan, 44,6 persen orang mengonsumsi makanan dengan asupan gizi kurang dari kebutuhan tubuh.

Sarapan yang baik seharusnya memenuhi kebutuhan gizi 15-25 persen dari kebutuhan harian. Makanan yang dikonsumsi harus cukup serat, rendah lemak, tidak mengandung lemak trans, dan mengandung karbohidrat kompleks. ”Pola makan seimbang harus dilakukan saat sarapan,” kata dosen Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Titis Prawitasari.

Ia menyayangkan kebiasaan sarapan sebagian orang Indonesia. Banyak yang hanya mengonsumsi karbohidrat ditambah sedikit protein, seperti mi goreng, nasi goreng dengan telur, atau nasi uduk dengan bihun.

Orangtua, kata Titis, berperan besar dalam mengatur dan memberi contoh pola makan anak. Jika waktu menyiapkan sarapan terbatas, orangtua bisa menyiapkan makanan sederhana tetapi mengandung gizi tinggi, seperti sereal dilengkapi susu atau roti gandum isi sumber protein. (MZW)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com