Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perkawinan Terhadap Kesehatan Fisik

Kompas.com - 20/06/2012, 08:51 WIB

c.  Mereka yang berpisah (bercerai) dilaporkan lebih sering sakit dibandingkan mereka yang menikah dan yang tidak pernah menikah.

d. Demikian juga mereka yang bercerai ditemukan jauh lebih sering menjadi pasien rawat inap atau pasien rawat jalan di bagian psikiatri (Bjorksen & Steward, 1985).

Pendeknya, di antara berbagai kelompok pernikahan; orang-orang yang bercerai dan hidup berpisah mempunyai status kesehatan terburuk. Merekalah yang memiliki kondisi medis paling kronis dan akut, tidak bisa bekerja penuh, dan paling sering meminta cuti kerja.

Selain itu paling banyak menggunakan hak untuk ke dokter dan paling lama menjalani rawat inap di rumah sakit. Orang-orang yang menduda/menjanda menduduki tingkat kedua terparah di bidang status kesehatan.

Sebaliknya, mereka yang tetap ada dalam pernikahan menduduki kursi paling hebat dalam hal status kesehatan. Mereka paling sedikit menyandang kondisi medis kronis dan akut, serta kondisi yang menyebabkan mereka tidak bisa bekerja (Bjorksten & Stewart, 1985).

Anehnya dalam buku tersebut dijelaskan orang yang telah bercerai dan kemudian menikah-ulang dan ternyata berbahagia dengan pernikahannya lebih sedikit menderita gangguan kesehatan dibandingkan mereka yang tetap tinggal dalam pernikahan tapi tidak bahagia. ( Catatan : Penemuan ini tidak bermaksud mendukung divorce). Pernikahan-ulang nampaknya memberikan kepada pria sumberdaya yang lebih tinggi untuk mengatasi stres kehidupan dan meningkatkan kesehatan mental serta daya tahan– namun tidak selalu demikian halnya dengan wanita.

3. Pengaruh wanita bekerja pada kesejahteraan pernikahan

Wanita menikah yang bekerja, dilaporkan lebih sedikit mengalami gejala psikosomatis dan gangguan fisik dibandingkan wanita lajang bekerja atau wanita menikah yang bekerja di rumah.

Meskipun pekerjaan mungkin mendatangkan kerugian bagi wanita menikah, namun keuntungan yang dihasilkannya jauh lebih banyak. Meskipun demikian, keuntungan yang didapat seorang isteri bekerja bisa saja tidak menjadi keuntungan bagi suaminya; isteri yang bekerja bisa meningkatkan ketegangan dan penyakit yang diderita suami karena berkurangnya perhatian isteri dan meningkatnya tuntutan untuk berbagi tugas.

Adanya perubahan dalam pekerjaan isteri—memasuki atau meninggalkan pekerjaan atau mendapatkan promosi—terlihat memiliki hubungan yang jelas dengan ketegangan dan penyakit suami, dibandingkan jika tidak ada perubahan dalam pekerjaan isteri tersebut. (Booth, 1977).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com