Sementara itu, untuk menekan risiko penularan HIV melalui pengobatan, tes reaksi cepat saja dinilai tidak cukup. Butuh pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan CD4 dan viral load (VL). CD4 penting untuk menentukan waktu pemberian obat, sedangkan VL mengukur jumlah virus dalam darah.
Persoalannya, akses pengidap HIV terhadap pemeriksaan penunjang minim. Sebagai gambaran, dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, baru tersedia 60 titik pelayanan tes CD4 dan 6 titik pelayanan tes VL. Itu pun terkonsentrasi di Pulau Jawa, bukan di daerah endemis tertinggi, seperti Papua.
Tahun 2012, pemerintah akan menambah 10 titik pelayanan VL dan 100 titik pelayanan CD4 secara bertahap. Sekarang masih tahap proses lelang untuk pengadaan barang. Targetnya, sebelum akhir tahun sudah terdistribusi.
Pemerintah pusat berharap, bagi daerah yang belum terjangkau, pemerintah daerahnya bisa mengambil peran. Sebab, pemerintah pusat terganjal keterbatasan anggaran. Apalagi, Global Fund mengurangi pendanaannya hingga tinggal 25 persen dari total kebutuhan dana penanganan HIV di seluruh Indonesia.