Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Ibu Hamil ke Bayi Naik 150 Persen

Kompas.com - 04/07/2012, 04:36 WIB

Jakarta, Kompas - Penularan HIV dari ibu hamil kepada bayinya meningkat 150 persen dalam lima tahun terakhir. Secara nasional, ada 1.200 ibu hamil yang dinyatakan positif mengidap HIV. Untuk mencegah peningkatan risiko penularan, ibu hamil dianjurkan menjalani tes dan pengobatan sejak dini.

Angka penularan HIV dari ibu ke bayinya sebelumnya hanya 1,2 persen dari total jumlah pengidap. Sekarang menjadi 2,7 persen.

”Risiko penularan dari ibu ke bayi berpotensi meningkat karena ada 3.200 ibu rumah tangga pengidap HIV di Indonesia. Mereka berpeluang hamil dan melahirkan. Ditambah banyak pengidap yang belum ditemukan,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Subuh di Jakarta, Selasa (3/7).

Data Kemenkes, selama tiga bulan pada awal tahun 2012, ditemukan 6.000 orang dengan HIV baru. Hingga akhir tahun, jumlahnya diperkirakan 24.000 kasus baru. Ini akan menambah akumulasi jumlah pengidap HIV periode tahun 1987-2011 sebanyak 81.000 orang, di mana 5.300 orang di antaranya meninggal.

Anjuran pemeriksaan HIV pada ibu hamil dikampanyekan di daerah berisiko tinggi, seperti Provinsi Papua Barat. Selain itu, ibu hamil dari kelompok berisiko juga menjadi sasaran. Contohnya, istri dari suami pengguna narkoba suntik, istri dari suami dengan HIV/AIDS, dan perempuan pekerja seks komersial.

Menurut Subuh, tak mudah mengampanyekan pemeriksaan HIV untuk ibu hamil. Petugas berhadapan dengan pandangan negatif masyarakat yang dipicu minimnya pengetahuan mereka.

Oleh karena itu, akan dirumuskan kebijakan bersama dengan direktorat kesehatan ibu. Isinya tentang inisiatif petugas medis untuk mengarahkan pemeriksaan HIV selama hamil.

Penanganan

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Samsuridjal Djauzi mengatakan, ibu hamil yang diketahui sejak dini mengidap HIV berkesempatan mendapat pengobatan ARV untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghambat perkembangan virus.

”Ibu hamil dengan HIV yang ditangani sejak dini tak berisiko menularkan penyakit kepada anaknya. Sebaliknya, sulit mencegah penularan HIV dari ibu hamil yang baru diketahui positif saat lima hari jelang persalinan,” katanya.

Sementara itu, untuk menekan risiko penularan HIV melalui pengobatan, tes reaksi cepat saja dinilai tidak cukup. Butuh pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan CD4 dan viral load (VL). CD4 penting untuk menentukan waktu pemberian obat, sedangkan VL mengukur jumlah virus dalam darah.

Persoalannya, akses pengidap HIV terhadap pemeriksaan penunjang minim. Sebagai gambaran, dari 497 kabupaten/kota di Indonesia, baru tersedia 60 titik pelayanan tes CD4 dan 6 titik pelayanan tes VL. Itu pun terkonsentrasi di Pulau Jawa, bukan di daerah endemis tertinggi, seperti Papua.

Tahun 2012, pemerintah akan menambah 10 titik pelayanan VL dan 100 titik pelayanan CD4 secara bertahap. Sekarang masih tahap proses lelang untuk pengadaan barang. Targetnya, sebelum akhir tahun sudah terdistribusi.

Pemerintah pusat berharap, bagi daerah yang belum terjangkau, pemerintah daerahnya bisa mengambil peran. Sebab, pemerintah pusat terganjal keterbatasan anggaran. Apalagi, Global Fund mengurangi pendanaannya hingga tinggal 25 persen dari total kebutuhan dana penanganan HIV di seluruh Indonesia. (NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com