Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2012, 18:19 WIB

KOMPAS.com - Selain olahraga, cara lain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh adalah dengan menyantap aneka makanan sehat. "Masyarakat Indonesia sekarang ini sebenarnya sudah peduli dengan makanan sehat, hanya saja masih banyak kendala yang dihadapi," ungkap Adam Djokovic, Managing Director Unilever Food Solutions Indonesia, dalam acara Unilever Food Solution di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penelitian dari survei World Menu Report: Seductive Nutrition yang dilakukan oleh Unilever terhadap 500 responden yang berusia 18-64 tahun, menemukan bahwa 80 persen responden sering mencari menu makanan yang lebih sehat saat makan di luar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menikmati makanan sehat di Indonesia sudah semakin tinggi. Namun, menurut survei ini, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala bagi banyak orang untuk menyantap makan sehat di Indonesia.

1. Lebih mahal

Makanan yang dikategorikan sehat umumnya punya harga yang memang lebih mahal. Sebab, makanan sehat terbuat dari bahan-bahan yang lebih berkualitas dan membutuhkan penanganan yang lebih cermat. "Harga yang mahal sebenarnya disebabkan karena masakan sehat ini belum populer di Indonesia," ungkap Chef Vindex Tengker dalam acara yang sama.

Jika ditilik dari proses memasaknya, makanan sehat sebenarnya tidak lebih rumit dari makanan biasa. Vindex mengungkapkan bahwa makanan sehat bahkan bisa mengirit bahan baku masakan, misalnya dengan dimasak secara pan seared (menggoreng dengan minyak sedikit) karena lebih sehat dibandingkan dengan deep fried (menggoreng dengan minyak banyak).

Vindex turut berharap, semakin populer makanan sehat di Indonesia, harganya pun lama-kelamaan bisa lebih terjangkau.

2. Kurang enak

Banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat punya rasa yang hambar, karena bumbunya kurang medok. Maklum, orang Indonesia sudah terbiasa menyantap makanan dengan citarasa yang gurih, manis, atau pedas, yang diperoleh dari berbagai rempah atau tambahan bumbu penyedap. Sehingga, makanan yang unsur garam atau gulanya dibatasi akan terasa betul perbedaannya dari makanan yang masuk kategori "kurang sehat".

Dalam proses memasaknya, makanan sehat biasanya juga tidak menggunakan tambahan bahan penyedap atau MSG, selain garam dan gula. "Karena lidah belum terbiasa untuk menerima makanan tanpa penguat rasa, jadinya terkesan kurang nikmat," jelas Vindex.

3. Kurang "nendang"
Makanan sehat biasanya identik dengan porsi yang kecil, atau mengutamakan unsur sayurannya ketimbang karbohidratnya. Kebanyakan masyarakat Indonesia tidak terbiasa makan dalam porsi yang kecil karena dianggap tidak mengenyangkan. Lidah orang Indonesia yang terbiasa dengan nasi putih juga kurang mau menerima nasi merah yang digunakan di restoran-restoran berlabel "sehat" atau vegetarian.

4. Kurang menggiurkan
Makanan yang diolah dengan cara kukus, rebus, atau pepes, memang jadi terlihat kurang menggiurkan. Sebab, pengolahan ini menghasilkan warna asli dari bahan yang diolah. Bagi sebagian orang, warna asli makanan justru membuatnya kurang menggugah selera. Misalnya, ayam goreng kremes tentu akan lebih menggiurkan dibandingkan ikan yang dikukus. "Ini adalah tantangan bagi para chef untuk mengolah makanan sehat jadi lebih menggiurkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com