Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2012, 07:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L) mampu menghambat perkembangan Streptococcus sanguinis, salah satu bakteri pelopor pembentuk plak dan pencetus gingivitis atau radang gusi. Khasiat rosela tak kalah dengan klorheksidin, obat kumur standar untuk gusi.

Demikian hasil penelitian dokter gigi spesialis periodontik Trijani Suwandi untuk disertasinya, ”Pengembangan Potensi Antibakteri Kelopak Bunga Hibiscus sabdariffa L atau Rosela”. Trijani mendapat yudisium cum laude saat mempertahankan disertasi doktornya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jumat (13/7).

Bertindak sebagai promotor drg Dewi Fatma Suniarti, MS, PhD, dan kopromotor Prof drg SW Prayitno, MSc, PhD.

Menurut Trijani, obat tradisional ini bisa menjadi pengganti klorheksidin dan tidak mengakibatkan efek samping. ”Pemakaian klorheksidin bisa mengakibatkan efek samping, seperti warna hitam pada gigi dan lidah serta iritasi karena ada alkoholnya,” katanya.

Trijani menemukan, kadar hambat minimal dan kadar bunuh minimal ekstrak kelopak bunga rosela pada konsentrasi 0,78 persen mampu menghambat bakteri S sanguinis.

”Mulut menjadi pintu gerbang masuknya kuman. Dengan mengurangi S sanguinis, plak dalam rongga mulut akan berkurang dan jumlah bakteri patogen turun, bahkan tidak ada perlekatan sama sekali,” katanya.

Cegah penyakit

Trijani menguraikan, pembersihan rongga mulut intensif dapat menghindarkan seseorang dari penyakit sistemik, seperti stroke, diabetes, dan jantung.

”Kesehatan mulut berhubungan dengan kesehatan tubuh. Sebab, kuman paling banyak masuk lewat mulut. Kelahiran bayi prematur, misalnya, 90 persen kasus terjadi pada ibu dengan penyakit gusi,” katanya memaparkan.

Meski khasiat kelopak bunga rosela terbukti secara ilmiah, pengembangannya menjadi obat herbal standar masih perlu beberapa tahapan. Agar sejajar dengan obat modern, harus dilakukan uji klinis fitofarmaka.

”Ekstrak kelopak bunga rosela sebagai obat herbal standar belum ada. Tapi, dengan penelitian ini, ada bukti ilmiah. Rebusan kelopak bunga rosela bisa menjadi obat kumur,” ujar Trijani.

Ditargetkan dalam dua hingga tiga tahun ke depan bisa terwujud obat herbal standar dengan bahan dasar ekstrak kelopak bunga rosela.

Prof Frans D Suyatna selaku penguji mengapresiasi hasil penelitian Trijani. Menurut Suyatna, penggunaan obat tradisional ekstrak kelopak bunga rosela memihak masyarakat kecil. (ABK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com