Kompas.com - Ibu hamil mungkin lebih akrab dengan asam folat ketimbang zat besi. Padahal, kecukupan zat besi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang dan kecerdasan bayi.
Angka kekurangan zat besi pada ibu hamil di Indonesia cukup memprihatinkan karena mencapai 40 persen. Sedangkan kekurangan zat besi pada kelompok umur 0-5 bulan sebanyak 61,3 persen. Buruknya kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran hilangnya generasi berkualitas Indonesia.
Di awal kehamilan zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah bagi ibu dan janin. Ibu hamil yang kurang zat besi akan mengalami gejala lemah, letih, dan lesu.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan terutama sangat tinggi pada trimester dua dan tiga, terutama sebagai zat makanan untuk pertumbuhan janin.
Jika ibu menderita anemia risikonya adalah kelahiran prematur atau berat badan bayi lahir rendah. Selain itu bayi yang mengalami kekurangan zat besi juga berpotensi memiliki nilai IQ lebih rendah beberapa poin.
Menurut dr.Samuel Oetoro, Sp.GK, untuk meningkatkan hemoglobin, komponen darah yang berfungsi membawa oksigen ke plasenta, diperlukan zat besi sekitar 500 mg karena selama kehamilan volume darah meningkat sampai 50 persen.
"Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari daging hewan seperti daging ayam, telur, daging, juga kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.