Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2012, 13:09 WIB

Kompas.com - Minat masyarakat untuk tampil lebih cantik dan memiliki penampilan fisik menawan semakin besar. Salah satu cara yang dianggap instan untuk mendapatkannya adalah melalui bedah plastik.

Bedah plastik memiliki dua spesialisasi, yakni bedah estetik dan bedah rekonstruksi. Bedah estetik ditujukan untuk memperbaiki bentuk bagian tubuh tertentu pada pasien yang sebenarnya normal, sedangkan rekonstruksi bertujuan mengembalikan kelainan penampilan yang diakibatkan cacat bawaan lahir, kecelakaan, atau penyakit lain.

"Bedah rekonstruksi diharapkan bisa membantu pasien yang sebelumnya merasa rendah diri akibat kecacatan yang dimilikinya menjadi lebih percaya diri karena penampilannya lebih baik," kata dr.Gentur Sudjatmiko, ahli bedah plastik dari rumah sakit Pondok Indah, dalam acara media edukasi Tingkatkan Kualitas Hidup dengan Bedah Estetik dan Rekonstruksi di Jakarta, Selasa (31/7).

Beberapa kelainan yang bisa direkonstruksi, setidak-tidaknya mendekati normal, antara lain kelainan pada kulit seperti keloid, kelainan bawaan, tumor jinak, tulang muka yang patah akibat kecelakaan, kelainan pada anggota badan, dan masih banyak lagi.

Kemajuan teknologi kedokteran juga membuat pasien yang mengalami luka bakar atau kecelakaan bisa mendapatkan transplantasi kulit, pencangkokan jaringan kulit beserta jaringan lunak di bawahnya, hingga penambahan implan untuk pasien pasca pengangkatan payudara akibat kanker.

Beberapa kasus tindakan bendah rekonstruksi juga dilakukan untuk memperbaiki kecacatan akibat pasien melakukan tindakan kecantikan secara sembarangan. Misalnya menyuntikkan silikon cair ke bagian hidung dengan maksud memancungkan hidung. Padahal silikon itu akan menyebabkan peradangan sehingga bentuk hidung menjadi aneh.

Untuk mengembalikan bentuk hidung "mendekati" normal, tentu tidak semudah menyedot silikon yang sudah disuntikan. Dibutuhkan tindakan operasi untuk mengeluarkan jaringan baru yang sudah menempel bersama silikon.

Nilai estetik

Sementara itu bedah plastik estetik lebih diutamakan pada sisi estetikanya atau keindahan. Beberapa operasi bedah plastik yang sering dilakukan antara lain memperbaiki bentuk hidung (rhinoplasty), bentuk mata dan kantung mata, sedot lemak, menghilangkan kerut, hingga memperbaiki bentuk payudara.

"Bedah plastik estetik berbeda dengan dokter kulit kecantikan karena prosedurnya harus melalui tindakan operasi," kata dr.Elida Sari Siburian, Sp.BP, dari RS.Pondok Indah, dalam kesempatan yang sama.

Elida menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah pasien yang melakukan tindakan bedah plastik estetik. "Jumlahnya sudah ratusan, meski masih sedikit dibanding dengan negara maju lain yang tindakannya sudah ribuan," imbuhnya.

Dia menambahkan, pasien yang melakukan operasi bedah plastik estetik kebanyakan merasa puas dengan hasilnya. Penampilan yang menarik otomatis mendongkrak rasa percaya diri. "Pada pasien yang memasang implan payudara biasanya merasa payudara hasil operasinya kurang besar," katanya.

Sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan bedah plastik estetik, Elida mengingatkan pentingnya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Selain itu pastikan dokter yang akan melakukan tindakan tersebut memang berkompeten di bidangnya.

"Yang tidak kalah penting, keinginan untuk melakukan bedah plastik itu datang dari diri sendiri. Jadi jangan melakukan bedah plastik karena disuruh orang lain," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com