Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik SBY soal Berobat ke Luar Negeri Tak Bijak

Kompas.com - 02/08/2012, 15:05 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri dinilai tidak bijaksana. Pasalnya, kritik itu berbanding terbalik dengan praktik yang dilakukan Presiden. Beberapa waktu lalu Ibu Negara Ani Yudhoyono berobat ke Amerika Serikat.

"SBY jadi makin tidak berwibawa karena imbauan itu. Harusnya sebagai seorang pemimpin perlu untuk dipraktikan terlebih dahulu (imbauannya) sebelum mengimbau masyarakat. Harusnya SBY buat imbauan pada diri sendiri dulu," kata pengamat politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, di Jakarta, Kamis (2/8/2012).

Ia dimintai pendapat mengenai kritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengaku tidak gembira jika rakyat Indonesia, utamanya golongan masyarakat mampu, berobat ke luar negeri. Presiden mengatakan, pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas dan modernitas rumah sakit di Indonesia. Dokter Indonesia pun tak kalah dengan negara lainnya.

"Dengan meningkatnya kualitas dan modernitas, kita harapkan bangsa Indonesia bisa berobat di negeri sendiri," kata Presiden seusai memimpin rapat koordinasi di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu.

Andrinof berpendapat, selayaknya Presiden tidak perlu berkomentar soal banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri. Sebagai Kepala Negara, ia mestinya menginstruksikan perbaikan fasilitas kesehatan di dalam negeri.

"Kalau masyarakat pergi ke luar negeri untuk berobat kan memang karena fasilitas kesehatan di sini ketinggalan. Sebelum bicara soal mengimbau itu kan sebaiknya SBY terlebih dahulu menginstruksikan jajaran di bawahnya untuk memperbaiki kualitas kesehatan. Jadi jangan langsung mengimbau rakyat kalau pemerintah sendiri tidak peduli dengan rakyat," tambahnya.

Pemerintah, lanjut Andrinof, juga seyogianya memastikan standardisasi fasilitas rumah sakit di Indonesia. Masyarakat memiliki perhitungan rasionalnya dalam hal jaminan kesehatan. Masyarakat akan memilih layanan kesehatan yang memberikan peluang kesembuhan lebih besar meski harus membayar mahal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com