Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2012, 15:30 WIB

KOMPAS.com - Pasien gagal jantung kronis kerap takut untuk berolahraga. Padahal, olahraga ringan pun jika dilakukan rutin terbukti memberikan manfaat kesehatan bagi pasien. Bukti bahwa olahraga dan perbaikan kesehatan mental secara fisik sudah banyak diungkap para peneliti.

Riset terbaru para ilmuwan di Duke University Medical Center yang berpendapat bahwa olahraga ringan dapat membantu meringankan depresi, bahkan memperkecil risiko kematian (meski tidak signifikan).

Temuan ini dipublikasikan pada 1 Agustus 2012 dalam Journal of the American Medical Association. Hal ini sekaligus menambah pemahan kita bahwa ada hubungan kompleks antara olahraga dan perbaikan kesehatan mental serta fisik.

"Kami tidak tahu mana yang datang lebih dulu - penyakit jantung atau depresi - tetapi kita tahu keduanya saling berhubungan," kata James A. Blumenthal, PhD, di Duke University sekaligus peneliti utama studi tersebut.

"Latihan telah terbukti aman bagi penderita penyakit jantung dan juga dapat memperbaiki depresi. Temuan ini menunjukkan manfaat kombinasi latihan bagi pasien gagal jantung yang mencakup perbaikan di sisi kesehatan mental dan kardio-vaskular," tambahnya.

Untuk membuktikan penemuannya, Blumenthal dan rekan melibatkan sebanyak 2.322 pasien di 82 pusat medis di Amerika Serikat, Kanada dan Perancis.

Pasien secara acak ditugaskan untuk menerima perawatan biasa, termasuk obat-obatan yang diperlukan dan rekomendasi untuk berolahraga, serta perawatan biasa ditambah latihan yang diawasi tiga kali seminggu selama 30 menit. Setelah tiga bulan, kelompok latihan diminta untuk melanjutkan olahraga di rumah selama sembilan bulan tanpa pengawasan.

Semua pasien menjalani uji stres fisik awal dan mengisi daftar pertanyaan untuk mengukur gejala depresi seperti perasaan sedih, putus asa, emosional, dan gangguan tidur. Pengujian diulang setiap tiga bulan untuk tahun pertama. Pasien juga diminta untuk melakukan kunjungan klinik setiap tiga bulan pada tahun kedua penelitian, dan kembali pada tahun keempat.

Pasien yang masuk dalam kelompok latihan sepeda stasioner atau treadmill menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari fungsi kardio-pulmoner mereka, yang diukur dengan konsumsi oksigen puncak dan durasi yang lebih lama dari latihan ketimbang pasien yang menerima perawatan biasa.

Skor depresi juga lebih baik pada kelompok peserta  latihan dibandingkan dengan mereka yang menerima perawatan standar. Pasien jantung yang melakukan latihan skor depresi turun 1,75 poin pada tiga bulan pertama. Sementara pasien yang mendapat perawatan biasa hanya turun 1 poin.

Dalam masa riset itu tercatat sebanyak 68 persen pasien yang mendapat perawatan biasa (tanpa olahraga) meninggal atau dirawat di rumah sakit. Sedangkan pada kelompok latihan hanya 66 persen.

"Studi ini menunjukkan olahraga tidak hanya berhubungan dengan manfaat kesehatan fisik, tapi penting pula dalam kesehatan mental," kata Blumenthal.

"Dengan melakukan aktivitas fisik (latihan) pasien mendapat perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mental, rawat inap berkurang dan risiko kematian lebih rendah," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com