Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjinakkan Kanker Payudara

Kompas.com - 14/08/2012, 09:55 WIB

Penelitian terhadap kasus kanker payudara HER2 positif berhasil menemukan trastuzumab, antibodi monoklonal yang didesain untuk membidik atau menghambat fungsi HER2. Selain menghambat fungsi HER2, trastuzumab juga mampu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel kanker. Obat ini adalah antibodi monoklonal pertama yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara.

Terapi pengobatan menggunakan trastuzumab berpotensi memperpanjang harapan hidup pasien kanker payudara HER2 positif. Obat ini merupakan obat khusus anti-HER2 yang cocok untuk pengobatan kanker yang berlangsung dalam jangka panjang.

”Biasanya obat dimasukkan lewat infus masuk melalui pembuluh darah. Namun, dengan trastuzumab, obat bisa dimasukkan lewat suntikan di bawah kulit dan pasien bisa menyuntikkan sendiri obatnya,” ujar Johan.

Metode pengobatan melalui infus memiliki efek kurang nyaman bagi pasien karena pasien perlu berada beberapa jam, bahkan menginap, di RS. Pada kasus tertentu, metode ini berpotensi menimbulkan efek samping gangguan fungsi jantung.

Di sisi lain, pengobatan dengan trastuzumab cenderung lebih nyaman bagi pasien dan aman. Faktor ini penting karena penderita kanker payudara membutuhkan terapi lama, minimal satu tahun.

Tak seperti kemoterapi, terapi kanker payudara dengan trastuzumab tidak memberikan efek samping, seperti rambut rontok, penekanan sumsum tulang, sariawan, dan muntah-muntah.

Penggunaan trastuzumab dengan kombinasi kemoterapi telah diuji secara klinis di 150 sentra kanker di 12 negara dengan melibatkan 469 pasien kanker payudara metastatis. Selain itu, terapi tunggal trastuzumab telah dilakukan di 54 sentra kanker di tujuh negara dengan jumlah pasien 222 orang.

Perpanjang harapan hidup

Dalam fase metastatis, yakni sel kanker telah menjalar, sebagian besar pasien kanker payudara HER2 positif yang tak diberi anti-HER2 meninggal dalam waktu kurang dari satu tahun. Namun, dengan pemberian anti-HER2, mereka bisa hidup sekitar tiga tahun dengan kualitas hidup lebih baik. ”Pada stadium awal, pemberian anti-HER2 bisa memperbaiki kelangsungan hidup pasien hingga 20 persen,” kata Johan.

Pelaksana penelitian safeHER dari RSUP dr Sardjito, dr Kartika Widayati, menambahkan, RSUP dr Sardjito sedang melakukan penelitian terhadap para pasien perempuan atau laki-laki yang menderita kanker payudara HER2 positif. Penelitian ini bertujuan mengamati lebih lanjut kesempurnaan terapi pengobatan kanker payudara dengan pemberian anti-HER2.

”Di RSUP dr Sardjito, setiap tahun rata-rata ada 200 pasien kanker payudara. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen di antaranya adalah penderita kanker payudara HER2 positif,” kata Kartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com