Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2012, 11:14 WIB

Kompas.com - Anak berusia kurang dari dua tahun yang mendapatkan vaksin hepatitis A akan memiliki kekebalan terhadap virus hepatitis A sampai dengan 10 tahun.

Hepatitis A adalah virus yang menyebabkan inflamasi di liver. Virus ini biasanya ditemukan di area yang sanitasinya buruk sehingga virus mudah menular melalui air dan makanan yang terkontaminasi.

Peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menemukan, antibodi hepatitis A yang diturunkan ibu kepada anaknya tidak akan mengurangi efektivitas vaksin yang secara rutin diberikan pada bayi berusia 12 bulan sampai 18 bulan.

Dalam pelaksaan riset, para peneliti menguji hampir 200 anak dan balita yang lahir cukup bulan dan sehat di usia 6 tahun. Anak-anak itu dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan usia. Kelompok pertama adalah bayi usia 6-12 bulan, balita usia 12 bulan - 18 bulan, dan balita usia 15 bulan - 21 bulan. Para ibu anak-anak itu juga dites antibodi hepatitis A.

Kadar antibodi anak-anak diukur saat usia 1 bulan dan 6 bulan. Kesehatan mereka terus diikuti sampai usia 3, 5, 7 dan 10 tahun, setelah anak-anak itu menerima dosis kedua vaksin hepatitis A.

Penelitian menunjukkan, satu bulan setelah menerima dosis kedua vaksin, anak-anak dari seluruh kelompok memiliki perlindungan virus. Di usia 10 tahun, kebanyakan anak-anak itu masih memiliki kekebalan dari virus.

Para peneliti mencatat, 7 persen anak usia 6-12 bulan yang lahir dari ibu yang tak punya  antibodi hepatitis A tidak menyimpan perlindungan dari virus yang terdapat dalam vaksin. Selain itu, 11 persen anak dari kelompok ini yang ibunya memiliki antibodi hepatitis A juga kehilangan kekebalannya.

Selain itu, sekitar 4 persen anak usia 15-21 bulan yang lahir dari wanita yang tak memiliki antibodi hepatitis A, kekebalannya terhadap virus tidak bertahan sampai 10 tahun.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa efek vaksin hepatitis A bertahan sampai 10 tahun setelah pemberian vaksin pertama. Karena itu hasil studi ini mendukung panduan pemberian vaksin selama dua kali dan dimulai sejak mereka berusia 12 bulan," kata ketua peneliti Dr.Umid Sharapov.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com