Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2012, 11:29 WIB

KOMPAS.com - Perangkat teknologi mutakhir terus diciptakan untuk mempermudah kebutuhan dan gaya hidup. Di sisi lain, anak-anak pun semakin akrab terhadap pelbagai perangkat teknologi seperti komputer, smartboards, dan tablet.

Para ahli mengingkatkan perangkat canggih ini beresiko menyebabkan ketegangan serta kelelahan pada mata.
Casey Connelly (13) mengeluh matanya lelah karena aktivitas sekolahnya mulai beralih ke penggunaan teknologi. Aktivitas sekolah mulai meninggalkan perangkat klasik seperti pensil dan kertas. Di sekolah, ia menggunakan komputer untuk mengetik. Ia mendapat iPads di kelas 8 sebagai pengganti buku teksnya.

Casey didiagnonis mengalami sindrom computer vision. Menurut Dr. Andrea Thau dari American Optometric Association, salah satu penyebab sindrom ini akibat penggunaan komputer terlalu lama. Sindrom ini mengakibatkan mata mengalami ketegangan, penglihatannya kabur, sakit kepala, kehilangan fokus, kehilangan perhatian, nyeri leher serta penglihatan menjadi kabur.

"Ketika melihat ke layar komputer, ada penyajian visual unik bagi mata karena kita melihatnnya dari dekat dan tidak 3 dimensi. Tampilannya datar dan bersinar, membuat mata menjadi tidak seimbang dan koordinasi mata sulit fokus," kata Thau.

Untuk menghindari sindrom ini, Thau menyarankan beberapa langkah sederhana ketika penggunaan perangkat teknologi ini sulit ditolak. Istirahatlah sekitar 20 detik setiap 20 menit penggunaan komputer. Selain itu atur jarak pandang antara mata dan komputer. Sebaiknya layar komputer berada 4 - 5 inci di bawah mata.

"Jangan lupa untuk berkedip karena agar air mata membasahi mata," ujarnya. Dan, yang paling penting adalah agar anak selalu diperiksa matanya secara komprehensif pada awal tahun pelajaran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com