Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/08/2012, 17:05 WIB
Penulis Sandro Gatra
|
EditorHeru Margianto

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung mendesak pemerintah memperbaiki manajemen arus mudik menyusul meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas hingga arus balik, baik yang menyebabkan korban tewas maupun luka-luka.

Pramono mengatakan, jika melihat mayoritas kecelakaan dialami pemudik dengan menggunakan sepeda motor, maka perlu ada pengaturan jadwal mudik. "Misalnya yang mudik pada satu hari itu hanya kendaraan bermotor roda dua," kata Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2012).

Ia mengatakan, kondisi jalan yang rusak serta harus berbagi ruang dengan kendaraan roda empat atau lebih sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor. Kondisi itu mengakibatkan sepeda motor mudah bersenggolan dengan kendaraan yang lebih besar sehingga mengakibatkan kecelakaan fatal.

"Kalau ada penjadwalan, juga akan mengurangi kemacetan," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Selain itu, lanjut Pramono, perlu ada pembenahan serius terhadap transportasi massal. Pramono membandingkan dengan kondisi di China yang juga mengalami pergerakan massal ke kampung halaman ketika Tahun Baru China. Kecelakaan di China, kata dia, minim lantaran bagusnya kondisi transportasi massal.

"Kemudian ada pengaturan otoritas yang berwenang, seperti kepolisian, perhubungan untuk mengatur itu. Kan sekarang ini dibiarkan mau mudik kapan aja," pungkas Pramono.

Seperti diberitakan, jumlah kecelakaan arus mudik hingga arus balik tahun ini meningkat. Kecelakaan tahun ini mengakibatkan 869 pemudik tewas, 1.438 luka berat, dan 4.913 pemudik luka ringan. Adapun tahun 2011, kecelakaan mengakibatkan 779 korban tewas, 1.334 luka berat, dan 3.443 luka ringan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+