Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2012, 13:51 WIB

Kompas.com - Sebutir obat tidur sering menjadi tumpuan banyak orang yang kerap menderita insomnia. Tetapi sayangnya empat dari 10 orang dewasa yang mengonsumsi obat tidur mengaku mereka masih sulit terlelap.

Demikian menurut hasil survei yang dilakukan di Inggris. Sekitar 42 persen responden adalah orang yang mendapatkan pengobatan karena menderita gangguan tidur berat selama lebih dari 11 tahun. Sebanyak 22 persen responden sudah menderita insomnia selama 2-5 tahun.

Yang perlu digarisbawahi dari hasil survei tersebut adalah obat tidur ternyata tidak bisa menghilangkan gangguan tidur dalam jangka panjang. Malah, terapi perubahan kognitif dinilai lebih efektif untuk mendatangkan istirahat malam yang nyenyak.

Menurut National Health Service Inggris, di Inggris saja setiap tahunnya beredar 10 juta resep obat tidur. Namun menurut rekomendasi seharusnya obat tidur hanya dipakai dalam jangka pendek, yakni sekitar dua sampai empat minggu maksimal.

Inggris sendiri disebut sebagai negara dengan populasi penderita insomnia terbanyak. Seitar 20.000 penduduk di sana menderita insomnia dan hanya 5 dari 10 orang yang mengaku mendapatkan tidur nyenyak setiap malam.

Gangguan tidur yang berlangsung jangka panjang bukan cuma menggangu kesehatan, seperti menyebabkan kelelahan dan hilangnya konsentrasi, tapi juga bisa merusak hubungan. Studi di Amerika menyebutkan penggunaan obat tidur bisa mempercepat kematian.

Hasil survei juga menunjukkan, sekitar 1 dari 10 penderita insomnia meminta resep obat tidur ke dokter dan 1 dari 5 orang membeli sendiri obat tidur yang dijual bebas.

Dibandingkan dengan pil tidur, ternyata program perubahan perilaku lebih efektif dalam mengatasi gangguan tidur dalam jangka panjang. Apalagi kebanyakan gangguan tidur disebabkan karena masalah emosional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com