Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Keliru: Tumbuh Gigi Penyebab Demam, Diare dan Pipi Merah

Kompas.com - 11/09/2012, 13:35 WIB

Mitos diare, batuk, pipi merah atau demam sebagai bagian dari tanda dan gejala tumbuh gigi mungkin tidak salah. Karena, pada penderita hipersensitif saluran cerna atau penderita alergi saat terjadi gangguan infeksi baik ISPA atau infeksi diare seringkali terjadi gangguan dan perubahan di sekitar mulut seperti bibir kering, lidah kotor, berpulau, mulut berbau termasuk gusi bengkak dan berdarah. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terhadap 212 anak usia di bawah usia 2 tahun dengan gangguan alergi dan hipersenisitif saluran cerna .

Ternyata saat mengalami infeksi ISPA atau infeksi virus lainnya saat bersamaan mengalami gangguan di sekitar mulut. Pada kondisi ini beberapa bagian gusi bayi membengkak tetapi setelah infeksi membaik diikuti gusi kembali normal tetapi tidak tumbuh gigi. Dalam keadaan seperti itu ternyata terdapat gangguan peningkatan ngiler atau drooling, tidur gelisah karena ketidaknyamanan gusi, penolakan makanan karena rasa sakit pada daerah gusi, rewel yang hilang timbul, tangan sering masuk ke mulut dan menggosok pipi atau wilayah telinga akibat nyeri selama tumbuhnya gigi molar.

Penanganan

Bila bayi anda mengalami tanda dan gejala nyeri gigi seperti itu sebaiknya dapat dilakukan beberapa cara dan penanganan untuk membantu mengrangi nyeri. Gejala ringan yang lebih baik biasanya tidak perlu khawatir. Hubungi dokter jika gejala bayi yang parah atau tidak membaik.

-    Penelitian menunjukkan dengan hanya memegang bayi dengan sentuhan kulit bayi dan kulit ibu dengan kasih sayang dapat mengurangi rasa nyeri. Hal inilah yang sering dianggap remeh oleh orangtuasehingga saat bayi menangis keras dibiarkan saja. pembiaran bayi tersebut karena dianggap kalau sering digendong nanti menjadi manja. Pendapat lain lagi bahwa biarlah bayi menangis keras karena untuk latihan pernapasan. Padahal dalam keadaan menangis yang keras dan disertai menjerit biasanya bayi sdang dalam kesakitan yang tidak ringan.
-    Mengalihkan perhatian bayi dengan gerakan, musik mengisap, mainan, berbicara, bergoyang atau bernyanyi.
-    Pemberian grape water atau beberapa multivitamin lain tidak terbukti bermanfaat dalam penanganan tumbuh gigi atau untuk mengurangi nyeri
-    Menyusui-mungkin saja pereda nyeri yang sempurna dengan prosedur sederhana.
-    Menyusui bayi dengan memegang, kulit-ke-kulit, mengisap, dan pemberian rasa manis pada dot atau tangan atau minuman. Ini semua adalah cara yang telah terbukti untuk mengurangi rasa sakit bayi merasa-digabungkan dalam satu paket yang nyaman.
-    Sebagai alternatif untuk menyusui, memberikan bayi larutan gula tetapi bukan madu karena dapat menyebabkan botulisme pada bayi di bawah satu tahun.
-    Bila perlu dokter dapat memberitahu tentang dosis yang tepat acetaminophen atau ibuprofen untuk bayi, atau obat lain untuk membantu menghilangkan rasa sakit.

Referensi

-  Sood S, Sood M. Teething: myths and facts. J Clin Pediatr Dent. 2010 Fall;35(1):9-13.
-  Leung AK. Teething. Am Fam Physician. 1989 Feb;39(2):131-4.
-  Macknin ML, Piedmonte M, Jacobs J, Skibinski C. Symptoms associated with infant teething: a prospective study. Pediatrics. 2000 Apr;105(4 Pt 1):747-52.
-  Ramos-Jorge J, Pordeus IA, Ramos-Jorge ML, Paiva SM. Prospective longitudinal study of signs and symptoms associated with primary tooth eruption. Pediatrics. 2011 Sep;128(3):471-6. Epub 2011 Aug 8.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com