KOMPAS.com - Sudah beberapa tahun ini Anton tidak pernah mengalami kenaikan dalam jenjang kariernya. Walaupun sudah termasuk staf lama di perusahaanya bekerja, kenaikan jabatannya tidak terlalu berarti dari sejak dia mengabdi di perusahaan. Kenaikan jabatan malah lebih sering dialami oleh staf-staf muda yang baru saja menapaki karier di perusahaan tempatnya bekerja.
Usut punya usut hal ini disebabkan karena Anton kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas yang mengharuskannya tampil di hadapan umum. Dia seringkali menolak tugas-tugas yang mengharuskannya untuk berada pada posisi diperhatikan orang lain. Dia juga kesulitan jika memimpin rapat untuk staf-staf di bawah manajemennya. Akhirnya Anton lebih banyak bekerja di belakang meja daripada harus presentasi atau bertemu dengan banyak orang. Inilah yang menghambat kariernya untuk bisa maju.
Takut Dinilai
Apa yang dialami Anton cukup banyak terjadi di masyarakat kita. Dunia medis mengenalnya dengan istilah fobia sosial. Fobia sosial termasuk dalam payung diagnosis Gangguan Kecemasan.
Ciri khas yang dialami oleh semua gangguan kecemasan adalah timbulnya gejala-gejala saraf otonom pada pasien yang mengalami kondisi kecemasan itu. Gejala yang timbul misalnya jantung berdebar, sesak napas, keluar keringat dingin, mual, kesemutan, serta perasaan takut yang tidak jelas.
Sedangkan ciri spesifik untuk fobia sosial adalah kecemasan bahwa dirinya akan dinilai atau diperhatikan oleh sekitarnya. Ada kalanya juga ini terkait dengan status sosial di lingkungan tempat dia bekerja, misalnya kecemasan jika harus berbicara dengan pimpinan atau orang yang lebih senior daripada pasien.
Pikiran tidak rasional ini datang tanpa bisa dikendalikan, sehingga membuat orang yang mengalami fobia sosial lebih cenderung menghindari situasi-situasi yang membuatnya mengalami kecemasan seperti itu. Tidak heran biasanya pasien yang mengalami fobia sosial akan takut mennjadi pusat perhatian atau berhadapan dengan orang yang dianggapnya lebih senior.
Terkait trauma masa lalu
Hasil wawancara yang saya lakukan dengan beberapa pasien yang mengalami fobia sosial yang datang berobat menyimpulkan kebanyakan dari mereka pernah mengalami peristiwa traumatik yang memalukan di masa lampau. Salah seorang pasien mengatakan dia pernah dipermalukan di depan kelas saat masih sekolah menengah pertama.
Ada juga yang mengatakan pernah dihukum di depan kelas sehingga membuatnya ditertawakan oleh teman-temannya dan selama beberapa bulan menjadi bulan-bulanan dan bahan ledekan teman-teman sekelas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.