Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2012, 16:28 WIB

Kompas.com - Begitu rasa ngilu pada sendi menyerang, banyak orang langsung mengaitkannya dengan penyakit asam urat (gout). Pengertian tersebut perlu diluruskan karena tidak semua keluhan nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Ada penyakit lain yang perlu diwaspadai, yakni artritis rematoid.

Artritis rematoid (AR) adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan yang sehat sehingga menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan sendi. Walau kerap merasakan nyeri pada sendi, namun pada asam urat selalu ditemukan kadar asam urat yang tinggi dalam darah sedangkan penyakit AR tidak.

Asam urat lebih banyak diderita kaum pria, sedangkan AR mayoritas menyerang kaum wanita pada usia produktif (20-40 tahun).

Prof.Harry Isbagio, Sp.PD-KR, menjelaskan, ada lebih dari 100 jenis penyakit rematik yang gejalanya mirip satu sama lain sehingga sulit dibedakan. Karena itu masyarakat hendaknya tidak menganggap sepele keluhan nyeri dan rasa kaku pada sendi.

Peradangan pada artritis rematoid bisa menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan yang menyebabkan hilangnya fungsi sendi karena kerusakan tulang dan tulang rawan yang bisa berujung pada kecacatan permanen.

"Salah satu gejala utama penyakit AR adalah kaku pada sendi-sendi lebih dari 30 menit dan sudah berlangsung dari enam bulan. Segera periksakan ke dokter dan lakukan pemeriksaan laboratorium," kata Prof.Harry, dalam acara pemaparan hasil penelitian Tocilizumab yang diadakan oleh Roche Indonesia di Jakarta, Jumat (14/9/12).

AR juga bisa menyerang berbagai sendi dan umumnya simetris, misalnya kedua jari tangan kiri dan kanan atau kedua lutut. "Penyakit ini juga bisa menyebabkan berbagai gangguan pada organ lain, misalnya jantung dan meningkatkan risiko keganasan," katanya.

Di Indonesia, diperkirakan 0,1 - 0,3 persen penduduk menderita AR. Bila tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sendi.

Meskipun penyakit AR tidak bisa disembuhkan namun saat ini sudah tersedia obat-obatan yang bisa mencegah kerusakan sendi dan mengurangi rasa nyeri. "Obat akan mengurangi peradangan sehingga fungsi sendi bisa diperbaiki," imbuh dokter dari Divisi Rematologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini.

Seperti halnya penyakit hipertensi atau diabetes melitus, pasien AR juga harus terus mengonsumi obat-obatan dalam jangka panjang. "Jika obat diminum terus maka perjalanan penyakit bisa dicegah sehingga komplikasinya akan berkurang," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com