KOMPAS.com — Penggunaan alat tes kebohongan meningkat pesat di India untuk menguji suami atau istri yang menyeleweng atau pegawai yang tidak jujur.
Salah seorang yang menggunakan poligraf atau alat uji kebohongan ini adalah ilmuwan Deepti Puranaik dari perusahaan Helik Advisory.
Setiap minggu ia melakukan sejumlah tes untuk klien swasta yang membayar antara 150 sampai 300 dollar AS untuk menentukan apakah seseorang berbohong atau tidak.
Baca juga: Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…
"Ada sejumlah kasus penyelewengan di mana seorang istri mencurigai suaminya," kata Puranaik kepada wartawan BBC Rajini Vaidyanathan di Mumbai.
"Kasus lain termasuk pencurian di perusahaan dan pihak manajer ingin mengetahui siapa yang terlibat," tambahnya.
Sejumlah kasus lain, perusahaan ingin menguji integritas para calon karyawan.
Baca juga: Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli
Perusahaan yang telah berjalan selama satu tahun itu mengatakan, permintaan uji kebohongan itu meningkat setiap hari.
Sejumlah faktor pemicu adalah kerahasiaan yang ingin dipertahankan para klien.
Akurat 80 persen
"Banyak orang tidak ingin ke polisi karena lebih menyita waktu dan apa pun yang dilaporkan ke polisi dapat diketahui publik," kata direktur Helik, Rukmani Krisnamurthy.
Baca juga: Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One
"Sejumlah klien datang karena mereka tidak ingin pihak luar tahu pencurian yang terjadi di perusahaan mereka," tambahnya.
Siapa pun yang menjalani uji kebohongan ini harus menandatangani persetujuan dan menjalani serangkaian wawancara.
Puranaik mengatakan, dengan uji poligraf ini dapat diketahui bahwa seseorang jujur atau bersalah.
Baca juga: Viral Video Laki-laki Disebut Terkena Moluskum karena Baju Thrift, Ini Kata Dokter
Namun, ia mengakui alat ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya.
"Akurasi alat ini sekitar 80 persen," kata Puranaik.
Alat poligraf digunakan dengan mengukur sejumlah perubahan dalam badan, termasuk tekanan darah, keringat, dan napas.
Baca juga: Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos
Alat ini ditemukan tahun 1917 oleh ilmuwan Amerika, William Marston, yang juga membuat karakter komik Wonder Woman.
Peralatan ini telah lama digunakan di India, termasuk oleh polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.