Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2012, 12:50 WIB

KOMPAS.com - Dalam suatu perjalanan ke luar kota, seorang Ibu dengan pakaian mewah ditemani anaknya saya lihat duduk di kelas eksekutif suatu maskapai penerbangan. Sekilas saja, nampak Ibu dan anak ini gemuk sekali. Kursi di kelas eksekutif yang lebih besar dari kursi kelas ekonomi itu kelihatannya tidak cukup memuat ke dua paha dan panggulnya yang sangat besar itu. Di atas pangkuannya juga saya lihat beberapa kantong kertas dari produk makanan terkenal, nampak isinya penuh sekali.

Setelah beberapa lama pesawat terbang, dan penumpang diperbolehkan ke kamar kecil. Dengan maksud ingin mengetahui apa yang dilakukan Ibu dan anak ini selama dalam penerbangan, sedikit agak ragu-ragu saya pergi ke kamar kecil yang ada di kelas eksekutif itu. Benar, sesuai dengan dugaan saya, ibu dan anaknya pasti sedang sibuk dengan makanan yang ada di kantong kertas itu. Hmmm, Ibu dan anaknya saya lihat memang sedang asyik melahapnya. Saya yakin, sebelum pramugari menghidangkan makanan untuk penumpang, makanan yang di kantong itu pasti sudah habis.

Melihat Ibu dan anak itu, saya sebetulnya sangat prihatin. Dengan kebiasaan makannya, yang saya lihat sepintas, berat badan yang sudah sangat berlebihan itu pasti akan naik lagi. Bisa saja nanti, suatu saat kalau kebiasaan Ibu itu masih diteruskan, barangkali beliau tidak akan mampu menikmati perjalanan lagi, beliau terpaksa mengurung diri di rumah. Bepergian, berjalan mungkin akan menjadi penderitaan baginya.... Hmmm, mungkin saja nanti, ia masih dapat membeli apa saja untuk dimakannya, tetapi tidak untuk kesehatannya.

Lalu, saya bertanya dalam hati, "apakah Ibu ini tidak sadar bahwa kegemukan, apalagi sangat gemuk itu adalah pencuri umur yang nyata?"..... Dan, kalau umur beliau panjang, menurut penelitian, sepanjang hidupnya akan diwarnai oleh keterbatasan, cacat, "disabilty" dalam berbagai bentuk.  Terbayang juga oleh saya beberapa pasien yang sering berobat, yang dirawat akibat risiko obesitas seperti stroke, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan jantung, keganasan, pernafasan, gangguan sendi dan sebagainya

Kemudian, saya juga teringat suatu cerita nyata tentang seorang lelaki kaya yang sangat gemuk, dalam buku "Healthy at 100" yang ditulis Jhon Robbins. Lelaki ini tinggal di California Selatan, kekayaannya menurut Forbes mencapai  5,8 milyar dolar AS. Menurut penulis, inilah lelaki yang sangat kaya, termasuk orang terkaya di dunia yang dapat membeli apapun dengan kekayaannya, namun sangat gemuk, dengan tinggi hanya 167 cm, tetapi berat badan mencapai 200 kg, sehingga kalau ke kamar mandi saja harus dibimbing oleh para pembantunya.

Bila kebanyakan orang sangat kagum bahkan iri dengan kekayaannya, tetapi penulis mengatakan: inilah lelaki malang, yang sangat miskin, bukan dengan kekayaannya, tapi dengan kesehatannya. Dan, waktu pria ini meninggal pada tahun 2004 dalam usia yang relatif masih muda, Los Angeles Time banyak mengulas tentang kehidupannya, kekayaannya, aktivitasnya dalam menjual, membeli klub sepak bola, basketball, baseball profesional dan bagaimana, ke mana saja kekayaannya digunakan selama ini, tetapi tidak menyinggung sama sekali penderitaan yang dialaminya akibat berat badannya yang sangat gemuk.

Sekitar 10 persen penduduk dewasa di Amerika Serikat mempunyai berat badan sangat gemuk (morbid obesity).  Di Indonesia datanya nampaknya belum ada, tetapi kecenderungan peningkatan itu sangat jelas. Coba saja lihat di tempat-tempat umum seperti di restoran, food counter, mall, bahkan dalam acara tayangan televisi. Mereka dengan berat badan sangat berlebih (very obese, morbid obesity) mudah kita temui. Pengalaman saya di bangsal, ruang perawatan mereka juga sering dirawat dengan bermacam-macam komplikasi yang terjadi relatif dalam usia yang masih muda.

Seseorang menjadi gemuk, atau pun sangat gemuk tidak datang begitu saja, tidak datang seketika. Anda tidak mungkin saat bangun pagi-pagi  tiba-tiba perut anda jadi buncit atau berat badan anda naik 20 kg. Kalau mengalami hal seperti ini, pasti anda akan berteriak, "wooow, gila, ada apa ini?".....Anda akan ketakutan, anda mungkin segera konsultasi ke dokter. Tetapi, itu, berat badan meningkat sedikit demi sedikit, anda mungkin tidak merasakannya, bahkan anda merasa enjoy saja dengan perubahan seperti itu.

Jadi, sebelum Anda mengalami itu, sering-seringlah berkaca, lihat, amati perut Anda, sebaiknya dari samping. Bila perut Anda jauh menonjol dari dada, mungkin saatnya Anda perlu merenungkan kembali gaya hidup, pola makan Anda. Jangan menunggu, Anda masih dapat membeli semuanya, tetapi tidak untuk kesehatan Anda!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com