Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2012, 09:34 WIB

KOMPAS.com -  Selama empat tahun membuka Klinik Psikosomatik di RS OMNI Alam Sutera, saya memang mengkhususkan diri mengobati pasien-pasien dengan keluhan psikosomatik. Pasien dengan keluhan psikosomatik ini merupakan pasien yang mengalami gangguan fisik yang menonjol juga disertai dengan gangguan psikologis.

Keluhan lambung, jantung, paru dan otot merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien. Sering kali mereka juga mengalami kecemasan, sulit tidur dan kadang depresi. Banyak pasien dengan keluhan ini dasarnya adalah gangguan cemas terutama gangguan cemas panik. Setelah diagnosis ditegakkan, maka biasanya perencanaan obat dan terapi lain akan saya rencanakan. Pasien gangguan panik biasanya perlu memakan obat dalam waktu tertentu.

Dari banyak literatur dan pengalaman klinis, pengobatan biasanya memakan waktu antara 6-12 bulan. Pasien tetap menggunakan obat walaupun keluhannya sudah menghilang. Ini adalah untuk mencegah kekambuhan yang pada pasien dengan diagnosis panik seperti ini sering terjadi dan angkanya cukup tinggi (bisa mencapai 50 persen). Karena saya sudah sering membahas tentang pengobatan di blog ini, maka kali ini saya akan memfokuskan tulisan pada proses kekambuhan yang bisa timbul.

Kekambuhan yang bisa terjadi

Pasien yang datang ke Klinik Psikosomatik RS OMNI sering kali adalah pasien yang berulang sakitnya. Tentunya ada juga yang datang karena baru pertama kali mengalami serangan panik. Berhadapan dengan kasus berulang dan dengan kasus baru memang berbeda kadang penanganannya. Apalagi jika kasus gangguan berulang yang dihadapi sering kali telah berkenalan dengan obat-obat penenang seperti Alprazolam. Namun demikian, sering kali kita menemukan kasus baru yang juga mengalami keberulangan.

Ada beberapa hal yang sering menjadi pemicu atau penyebab mengapa pasien gangguan panik bisa berulang atau kambuh penyakitnya :

a. Pengobatan yang belum tuntas

Pada beberapa pasien, sering kali menghentikan pengobatan padahal pengobatannya belum tuntas. Program pasien biasanya berlangsung antara 6-12 bulan dengan rekomendasi dari kepustakaan untuk meneruskan pengobatan 6 bulan setelah lepas gejala. Enggan makan obat terus, ketakutan ketergantungan dan merasa diri sudah lebih baik membuat pasien sering menghentikan pengobatan jika merasa sudah nyaman.

b. Tekanan atau stres berulang yang dialami kembali

Tekanan atau stres yang berulang kembali atau menjadi lebih besar sering kali sulit diadaptasi oleh pasien. Stres yang baru juga sering sulit diadaptasi oleh pasien karena daya adaptasi yang berbeda dengan stres yang menjadi pemicu sebelumnya. Pada beberapa kasus, stres atau tekanan baru ini belum diadaptasi dengan baik karena pasien kebingungan dengan cara mengatasi hal-hal seperti itu. Pembelajaran akan membuat daya adaptasi bisa dimodifikasi kembali sesuai kondisi saat ini.

c. Sakit medis fisik yang berat atau lama

Badan fisik yang sakit akan membuat kondisi psikologis terganggu begitupun sebaliknya. Konsep dasar psikosomatik ini sebenarnya sudah banyak diketahui oleh orang lain. Untuk itu kesehatan fisik perlu dijaga untuk mendapatkan kesehatan jiwa yang baik.

d. Kurang tidur atau kualitasnya tidak baik

Tidur dalam prakteknya dibantu oleh hormon melatonin atau hormon tidur di dalam otak. Jika terjadi kekacauan hormon melatonin akibat misalnya karena kurang tidur atau kualitas tidurnya tidak baik, maka lama-lama melatonin akan mempengaruhi keseimbangan neurokimiawi yang lain seperti serotonin. Kita tahu bahwa gangguan cemas panik berhubungan dengan kadar serotonin dalam tubuh.

Pengobatan Dimulai Kembali

Tidak bisa dipungkiri bahwa pengobatan pada banyak kasus kekambuhan harus dimulai kembali. Hal ini untuk mencegah memburuknya gejala dan penyakit. Pasien sering kali harus dimotivasi untuk mengikuti kembali pengobatan. Ketakutan pasien akan ketergantungan perlu dijelaskan.

Kebutuhan obat ini sebenarnya bukanlah ketergantungan, karena memang otak membutuhkan untuk menjalankan fungsinya yang baik. Pada akhirnya, dokter akan berusaha untuk bisa melepaskan obat ini dari pasien agar kehidupan pasien kembali ke sedia kala. Kekambuhan bisa terjadi dan itu bukan akhir dari segalanya.

Semoga membantu. Salam Sehat Jiwa 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com