Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2012, 16:38 WIB

KOMPAS.com - Beberapa perempuan bertahan untuk menguasai seni berjalan di atas sepatu hak tinggi. Meski sakit tetap membiasakan terbiasa menyeimbangkan langkah di atasnya. Sedangkan sebagian lainnya menyerah dan tetap setia pada jalur sepatu flat.

Martin Bell, Orthotis, pakar kesehatan klinis dan rehabilitasi, asal Inggris begitu muak menangani pasien yang mengalami nyeri sendi yang disebabkan oleh sepatu favorit mereka. Ia pun mendirikan kursus untuk mengajar cara berjalan dengan benar. Ide ini tercetus semenjak ia  dibanjiri oleh keluhan dari wanita yang menderita nyeri punggung dan lutut yang disebabkan oleh sepatu hak tinggi

Menurutnya sakit punggung dan lutut dipicu oleh cara perempuan berdiri menggunakan sepatu hak tinggi. Dan ia memperingatkan bahwa kecuali perempuan belajar berjalan dengan benar di sepatu hak tinggi, mereka bisa berakhir dengan masalah sendi kronis.

Dalam kelasnya ia akan merekam cara berjalan muridnya dengan hak tinggi, lalu menganalisa kesalahannya dan melatih mereka cara berjalan yang benar serta melawan kebiasaan buruk.

"Kaki  adalah peredam hentakan antara bumi dan tubuh, jadi jika kita tidak berjalan dengan baik kaki  akan terluka." Menurutnya tak ada pendekatan tunggal dalam mengajari perempuan berjalan di atas heels mereka. Sebab, setiap perempuan punya kebiasaanya dan kontrol akan otot yang berbeda. Nah, yang dilatih adalah melawan kebiasaan buruk yang membertakan kerja punggung dan lutut.

Biar bagaimanapun, ia memberikan saranya bagi para pecinta stiletto agar tetap sehat. Hal paling utama, biasakan berdiri tegak saat mengunakan sepatu hak tinggi dan hindari membungkuk. Sebab postur tubuh yang membungkuk atau miring sering membuat otot kaki menegang. Postur tegak juga diperlukan dalam berjalan.

Dia mengatakan bahwa jika perempuan berjalan di sepatu hak tinggi secara salah mereka bisa berakhir dengan masalah sendi kronis yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com