Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2012, 13:47 WIB

KOMPAS.com - Benjolan di leher sebaiknya jangan diabaikan. Walau tidak disertai keluhan nyeri, benjolan harus tetap diperiksakan ke dokter untuk mengetahui apakah ada kelainan pada kelenjar tiroid.

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar mirip kupu-kupu di batang tenggorok. Fungsi utama kelenjar itu untuk pengaturan metabolisme tubuh dan pertumbuhan otak serta saraf.

Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak dapat diraba. Gangguan tiroid seringkali dimulai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan nyeri. Jika diraba, kelenjar terasa membesar, teksturnya seperti karet tidak lembut, kadang terasa benjol-benjol.

Kelainan tiroid bisa disebabkan karena kekurangan yodium, infeksi, atau penyakit autoimun. Meski awalnya pasien tak merasakan gejala, penyakit akan berjalan terus hingga keadaan menjadi nyata dan muncul keluhan.

"Ada penyakit hipotiroid yang makin nyata penyakitnya, makin tinggi kolesterolnya," kata dr.Imam Subekti, Sp.PD, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam acara media edukasi yang diadakan oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) di Jakarta, Selasa (9/10/12).

Masyarakat diharapkan tak perlu khawatir akan benjolan di leher dengan mengiranya sebagai kanker. Menurut Ketua PERKENI Dr.Pradana Soewondo, Sp.PD, hanya sedikit benjolan di leher yang merupakan kanker. "Makanya perlu dievaluasi oleh dokter apakah benjolan itu karena keganasan atau pembesaran biasa," kata Pradana.

Pengobatan pembesaran kelenjar tiroid, menurut Pradana, disesuaikan dengan penyebabnya. "Jika karena hipotiroid maka akan diberikan obat untuk menstabilkan hormonnya. Biasanya dengan pengobatan kelenjarnya akan mengecil kembali," katanya.

Dia mengatakan, jika pembesaran disebabkan oleh tumor maka akan dilakukan operasi. Saat ini sudah tersedia metode operasi tanpa pisau bedah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com