Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2012, 15:07 WIB

Kompas.com - Ketika gigi terasa ngilu terhadap rangsangan tertentu, seperti panas, dingin, atau makanan asam, itu pertanda Anda mengalami gigi sensitif. Atasi keluhan gigi ngilu dan cegah agar tak datang kembali.

Gigi sensitif sebenarnya istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentin hipersensitif, yang ditandai dengan terbukanya dentin akibat email yang menipis. Maka, bila kondisinya sudah terbuka, dan ia terkena sesuatu yang panas atau dingin, akan menyebabkan rasa ngilu.

Letak dentin sendiri ada di bawah email. Dentin memiliki saluran-saluran yang sangat kecil (tubulus dentin) yang langsung berhubungan dengan saraf gigi.

Menurut drg. Hari Sunarto, Sp.Perio (K), berbeda dengan nyeri gigi berlubang yang keluhannya bisa berlangsung sepanjang hari, ngilu akibat gigi sensitif biasanya hilang dan timbul.

"Karena hanya ngilu sesaat akibatnya keluhan gigi sensitif sering diabaikan," kata drg.Hari dalam sebuah acara media edukasi mengenai gigi sensitif di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut penelitian yang dilakukan Pepsodent, Synovate, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran di tahun 2010, sebanyak 65 persen masyarakat Indonesia memiliki gigi sensitif. Namun, hanya separuhnya yang melakukan tindakan untuk mengobatinya. Sisanya membiarkan.

Menurut drg.Hari, keluhan gigi sensitif tidak pandang usia dan jenis kelamin, meski sebagian besar memang ditemukan di usia produktif.

Faktor pemicu gigi sensitif yang paling besar adalah gaya hidup, yakni cara menyikat gigi yang tekanannya terlalu keras sampai membuat gusi menurun atau memakai sikat dengan bulu sikat kasar. Biang keladi lainnya adalah kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan perbedaan suhu ekstrem, juga makanan asam.

"Penyebab lain adalah kurang terjaganya kebersihan gigi dan mulut," jelas dokter yang menjadi Ketua Ikatan Periodontologi Indonesia komisariat Jakarta ini.

Preventif

Jika selama menyikat gigi, mengunyah atau minum Anda sering menghindari tempat yang sensitif ini karena ngilu, berarti Anda memerlukan pengobatan. Enggan menggosok gigi secara tuntas karena merasa ngilu juga bisa mengarahkan timbulnya penyakit gusi dan gigi.

Dokter akan mendiagnosis gigi sensitif setelah semua kemungkinan penyebab nyeri dihilangkan, misalnya gigi berlubang atau posisi gigi bungsu yang tidak sempurna.

Setelah menemukan penyebab menjadi sensitifnya gigi Anda, dokter akan merawat bagian yang terganggu tersebut dan menganjurkan dilakukannya program pemeliharaan. Termasuk diantaranya memakai pasta gigi untuk gigi sensitif (desensitisasi), meresepkan fluor untuk digunakan di rumah, serta kemungkinan menambal bagian gigi yang terbuka.

Untuk melepaskan diri dari masalah gigi sensitif, berbagai upaya preventif dapat dilakukan. Yang utama adalah pemeliharaan gigi dengan menjaga kebersihan gigi yang baik. "Kuncinya adalah menghilangkan plak penyebab penyakit gusi dan mulai mempratekkan cara menyikat gigi yang benar," imbuh Hari.

Menyikat gigi secara benar adalah menggerakkan sikat pelan, pendek-pendek, dan bergerak dari atas ke bawah atau memutar. Menyikat gigi dengan gerakan panjang maju mundur hanya dibolehkan untuk gigi atas (mahkota gigi), bukan gusi.

Sementara itu berbicara mengenai pasta gigi, Pepsodent Sensitive Expert dengan kombinasi teknologi mutakhir HAP mineral hadir untuk menjawab kebutuhan mengurangi rasa ngilu, memperbaiki, dan mencegah gigi sensitif.

Menurut drg.Ratu Mirah Afifah, professional relationship manager oral care PT.Unilever Indonesia, Pepsodent Sensitive Expert memiliki empat bahan aktif, yakni potasium sitrat, HAP mineral sebagai sumber kalsium, sodium monofluorophosphate sebagai sumber fluoride, serta zinc untuk mencegah radang gusi.

"Pasta gigi dengan empat bahan aktif yang sudah kami patenkan ini bukan hanya mengurangi rasa ngilu, tapi juga solusi yang dapat mencegah gigi sensitif tersebut datang kembali di kemudian hari," katannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com