Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2012, 18:11 WIB

KOMPAS.com – Deteksi dini adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup penderita kanker payudara. Karena itu semua perempuan jangan hanya mengandalkan mammogram yang dilakukan dua tahun sekali, tetapi harus rajin menerapkan SADARI atau memeriksa payudara sendiri.

“Jangan hanya mengandalkan mammogram. Sebab itu hanya dua tahun sekali,”ujar DR. Dr. Aru Sudoyo, SppD, K-HOM, FINASIM, FACP, ahli penyakit dalam, serta onkologi ini dalam acara Pink Shimerinc dalam rangka memeringati International Breast Cancer  Day Sabtu (27/10/2012) lalu.

DR. Aru, begitu sapaan akrabnya mengatakan SADARI tetap yang terpenting. “Lakukan setiap dua minggu sekali.”

Mammogram sendiri bukan satu-satunya cara dalam mendeteksi kanker payudara. “Selama dua tahun itu, bisa saja Anda kecolongan. Jadi penting tetap melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tak perlu lakukan setiap hari, cukup dua minggu sekali, toh setiap orang dalam dua minggu itu pasti punya waktu santai untuk melakukannya.”

Nasihat DR. Aru ini sangat berguna untuk dilakukan semua perempuan. “Penting menjadikan SADARI sebagai sebuah kebiasaan yang rutin Anda lakukan. Selain waktu, mammogram juga hanya bisa dilakukan oleh perempuan berusia di atas 40 tahun. Perempuan muda belum bisa melakukan mammogram sebab payudaranya masih keras.”

Meski demikian, bukan berarti perempuan muda lebih aman dari risiko kanker payudara dibanding perempuan yang lebih matang usianya. “Saat ini mayoritas  penderita kanker bukan dari faktor genetik tapi gaya hidup dan lingkungan. Jadi bagi perempuan muda usia dua puluh hingga tiga puluhan juga sebaiknya melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin.”

Lebih lanjut DR. Aru mengatakan bahwa yang terjadi saat ini penderita kanker payudara cenderung makin muda. “Banyak pasien terserang kanker usia di bawah 40 tahun. Padahal  usia ini bukanlah usia yang disarankan untuk melakukan mammogram.”

Faktor lingkungan yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang lebih jarang bergerak, merokok, stress, lebih banyak mengasup makanan olahan daripada makanan sehat serta kegemukan, dapat meningkatkan faktor risiko seorang perempuan terserang kanker payudara. 

Karenanya mengurangi faktor resiko juga sangat perlu, dengan menjalankan gaya hidup sehat seperti aktif bergerak dan pola makan sehat. “Ini adalah hal yang paling simple tapi sulit sekali dilakukan. Makan  minimal 4 jenis sayuran atau buah sehari bisa mengurangi risiko terserang kanker payudara sebanyak 25 persen. Sekaligus mengurangi risiko kanker yang lain seperti usus besar.”

Merokok, konsumsi alkohol, serta bobot tubuh berlebih juga dapat melambungkan risiko Anda. Maka, pertahanan utama terhadap kanker selain dengan pola hidup yang sehat adalah dengan melakukan kesadaran pemeriksaan payudara sendiri.

Setelah melakukan pemeriksaan sendiri, lakukan segera pemeriksaan ke dokter jika Anda menemukan benjolan di payudara. Selain benjolan, tanda-tanda lain yang harus diwaspadai adalah bila payudara Anda keluar cairan yang kental padahal tidak sedang hamil dan menyusui, dan perubahan pada bentuk payudara di daerah puting.“Pemeriksaan awal bisa dilakukan dimana saja. Dokter umum sekalipun bisa melakukannya. Nanti ia akan merujuk pada dokter ahli.”

Ia pun mengingatkan bahwa tingkat keselamatan serta kesembuhan dari penderita kanker bergantung pada stadiumnya. “Semakin cepat diketahui, semakin harapan hidupnya tinggi,”pungkas DR. Aru

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com