Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 31/10/2012, 07:25 WIB
EditorLusia Kus Anna

Kompas.com - Selain melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), skrining kanker payudara dengan mammogram selama ini dianjurkan untuk wanita berusia di atas 40 tahun. Namun menurut penelitian pemeriksaan mammogram ternyata lebih banyak buruknya ketimbang manfaatnya.

Dalam sebuah penelitian independen diketahui bahwa untuk setiap satu nyawa yang diselamatkan oleh pemeriksaan mammogram, tiga wanita lainnya harus mendapatkan terapi kanker yang sebenarnya tidak diperlukan.

Kontroversi akan mammogram dalam beberapa waktu terakhir ini memang ramai diperbincangkan. Fokus utama debat itu adalah konsep "over diagnosis" yang terjadi ketika hasil skrining mengenali adanya tumor tetapi sebenarnya tidak berbahaya.

Diagnosis yang tidak tepat itu alih-alih membuat seorang wanita yang sebenarnya bisa menjalani hidupnya dengan sehat dan bahagia tapi malah menjalani rangkaian terapi untuk memusnahkan tumor tadi. Padahal, berbagai pengobatan kanker menimbulkan efek samping yang cukup berat.

Persoalannya adalah sampai saat ini belum ada metode yang akurat untuk mendeteksi apakah tumor yang ditangkap oleh pemeriksaan mammogram itu mematikan atau bisa diabaikan.

Memang pemeriksaan mammogram juga memiliki manfaat. Dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal medis bergengsi The Lancet diketahui skrining kanker payudara menyelamatkan 1.307 nyawa tiap tahunnya di seluruh Inggris. Tapi di lain pihak sekitar 3.971 wanita terpaksa mendapatkan terapi yang tidak perlu akibat over diagnosis.

Prof.Michael Marmot dari Universitas College London yang melakukan penelitian menyebutkan pentingnya petugas kesehatan menjelaskan secara detail sisi positif dan negatif dari pemeriksaan mammogram kepada pasiennya.

"Program skrining untuk deteksi kanker harus tetap ada, tetapi wanita yang akan melakukan skrining harus mendapatkan informasi yang jelas dan keputusan tetap ada di tangan mereka," kata Marmot.

Menanggapi hasil penelitian tersebut berbagai lembaga peduli kanker payudara mengatakan pentingnya skrining tetapi informasi yang diberikan memang harus jelas dan berimbang.

"Karena kita belum bisa menentukan apakah tumor yang ditemukan itu berbahaya atau tidak, kita juga tidak bisa memprediksi apa yang terjadi pada kasus-kasus individual," kata Dr.Harpal Kumar dari Cancer Research UK.

Pemerintah Inggris sendiri sampai saat ini masih merekomendasikan pemeriksaan mammogram karena beranggapan manfaat dari skrining kanker cukup besar.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+