Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Tuntut Pengakuan "Hak" Nuklir

Kompas.com - 31/10/2012, 10:04 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com -  Saat harapan bertumbuh bagi penyelesaian sengketa nuklir Iran melalui cara diplomatik, negara Persia itu berkeras minta pengakuan atas "hak nuklirnya".

Kelompok P5+1, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman, dan Iran telah terlibat dalam perundingan alot mengenai program nuklir kontroversial selama lima tahun terakhir, tapi tak ada terobosan yang dihasilkan dari pembicaraan intensif itu. Barat telah menuduh Iran secara diam-diam mengembangkan senjata nuklir dengan kedok sipil, tuduhan yang selalu dibantah Teheran.

Menurut laporan pihak Barat, Selasa (30/10), Uni Eropa dan Amerika Serikat "sangat mengharapkan" penyelesaian diplomatik bagi masalah nuklir Iran. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, Selasa, mengatakan, ia berencana bertemu dengan Kepala Perunding Nuklir Iran Saeed Jalili "dalam waktu dekat", kata laporan tersebut.

Selain itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, juga "menyampaikan harapan" pada hari itu bahwa Republik Islam tersebut dapat "meraih kesempatan penyelesaian diplomatik bagi masalah nuklirnya". Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Asia dan Oceania Abbas Araghchi, Selasa, mengatakan negaranya mengharapkan "keberhasilan" babak berikutnya dalam pembicaraan nuklir dengan negara-negara besar dunia, kata Press TV.

Araghchi menyampaikan optimisme bahwa babak berikut perundingan antara Iran dan P5+1 mengenai program nuklir negeri itu akan dilandasi "itikad baik dan akan berakhir dalam keberhasilan", kata laporan tersebut. "Semua fasilitas (yang diperlukan) dan kesempatan bagi penyelesaian damai masalah antara kedua pihak (tentang program nuklir Iran) tersedia, jika P5+1 memperlihatkan itikad baik pada babak berikut pembicaraan dengan Iran," kata Araghchi.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, Selasa, mengatakan guna menyelesaikan masalah nuklir tersebut, P5+1 mesti memiliki pendekatan "logis" ke arah program nuklir Iran dan hak nuklir Iran, termasuk hak untuk membuat bahan bakar bagi kegiatan nuklir damai, yang mesti diakui. Iran telah menawarkan pandangannya "secara jelas" dalam pembicaraan terdahulu dengan P5+1 dan telah mengajukan sejumlah usul serta menunggu tanggapan mereka, kata Mehmanparast.

Setelah Iran dan P5+1 menyelenggarakan pembicaraan intensif di Moskwa, Rusia, pada 18-19 Juni, mereka sepakat untuk bertemu lagi di Istanbul, Turki, pada Juli pada tingkat ahli. Menurut Ali Baqeri, Wakil Perunding Nuklir Iran, pembicaraan di Istanbul "positif". Namun, tak ada tanggal dan tempat yang ditetapkan bagi perundingan tingkat tinggi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com