Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2012, 13:44 WIB

TANYA :

Anak saya sekarang berusia 11 bulan 2 minggu. Sampai saat ini, masih ASI ekslusif tapi pasokan ASI saya sedikit (paling banyak dalam sehari hanya bisa menyimpan 200 mililiter). saya seorang PNS yang terkadang lembur dan jarak  dari rumah ke kantor bisa ditempuh dalam 1-3 jam tergantung tingkat kemacetan. Walaupun saya sudah sempat memompa ASI di kantor, tetap saja kurang. Yang mau saya tanyakan, apakah kekurangan ASI dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak? Anak saya saat ini sudah mulai belajar berdiri dan berjalan dengan berpegangan.  Tapi berat badannya kecil hanya 8 kilogram dengan tinggi 73 cm. Sudah diberi mpasi sejak usia 6 bulan. Mohon diberikan saran bagaimana cara meningkatkan produksi ASI kembali seperti bulan-bulan pertama. Sebagai informasi, anak saya menderita alergi susu, telur dan kacang-kacangan.

(Sylvia Fitriani, 28, Sukabumi)


JAWAB :

Dear bunda,

Wah, bunda ini hebat. Meskipun kesibukan bunda luar biasa, tapi bunda masih berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk si kecil ya. Memang banyak sekali tantangan yang dihadapi seorang ibu bekerja sambil menyusui.

Kandungan ASI sebenarnya sudah lengkap dan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Jadi pasti bunda dapat memberikan ASI yang cukup untuk si kecil. Apalagi si kecil sudah makan. Maka, banyaknya produksi ASI bunda mengikuti kebutuhan si kecil. Sehingga bunda tidak perlu khawatir akan kebutuhan asupan gizinya.

Prinsip produksi ASI adalah semakin banyak disusui/diperah, ASI akan semakin banyak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kembali produksi ASI, bunda bisa siasati dengan memperbanyak frekuensi memerah. Misalnya di kantor biasa 2 kali perah, dijadikan 3 kali perah.

Perah di malam hari juga bisa banyak membantu karena hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI, banyak dihasilkan di malam hari.

Sukses terus menyusuinya ya bunda :)

Andriana Chaizir
Konselor Laktasi
Ketua AIMI Jawa Barat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com