Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2012, 08:09 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang di Indonesia baru mendengar istilah sleep lab atau laboratorium tidur. Hal yang baru mulai mencuat di tanah air, namun sebenarnya sudah populer di negara-negara maju sejak lama.

Pemeriksaan tidur di sleep lab sebenarnya merupakan pemeriksaan standar dalam dunia kedokteran, sama halnya seperti pemeriksaan radiologi, perekaman jantung ataupun pemeriksaan darah. Semua digunakan untuk menegakkan diagnosa penyakit. Bedanya, jika semua pemeriksaan medis selama ini dilakukan saat pasien terjaga, pemeriksaan tidur dilakukan untuk melihat fungsi-fungsi tubuh pasien saat tidur. Pemeriksaan ini pun kini sudah berubah dari ranah penelitian, menjadi ranah pemeriksaan klinis kedokteran sehari-hari.

Kesehatan Tidur

Konsep kesehatan masa kini tak hanya mengenal nutrisi dan olah raga sebagai sumber kesehatan, tetapi tidur yang sehat juga sama pentingnya. Ini tampak dalam berbagai jurnal penelitian kedokteran, dalam setiap penerbitannya hampir selalu ada penelitian tentang tidur. Misalkan pada jurnal penyakit dalam, anak, kesehatan jiwa, penyakit syaraf dan lain-lain.

Kini jurnal penelitian kesehatan tidur pun bermunculan dan sangat aktif mengungkap berbagai rahasia penyakit. Hipertensi misalnya, kini telah diketahui bahwa salah satu penyebabnya adalah mendengkur. Juga tentang aktivitas jam biologis dan hubungannya dengan metabolisme tubuh. Tak heran dalam tata laksana berbagai penyakit terkini, pemeriksaan dan perawatan gangguan tidur sudah termasuk didalamnya.

Polisomnografi

Polisomnografi (PSG) adalah nama alat yang digunakan di laboratorium tidur. Artinya adalah perekaman fungsi-fungsi tubuh selama tidur.

Fungsi-fungsi tubuh yang direkam antara lain: gelombang otak, gerakan bola mata, regangan otot, aliran udara nafas, getaran pada leher (dengkur), gerakan nafas, fungsi jantung (EKG), posisi tidur, kadar oksigen, dan gerakan kaki. Tubuh akan dilekatkan dengan banyak sensor.

Syarat pemeriksaan tidur adalah kenyaman tidur. Jadi pemeriksaan tidur selalu dibuat senyaman mungkin. Semua sensor hanya dilekatkan ke tubuh tanpa satu tindakan pun yang menyakitkan.

Demikian juga dengan ruangan yang digunakan. Jangan bayangkan laboratorium tidur seperti ruangan ICU, atau bahkan laboratorium DR. Frankenstein yang penuh dengan alat dan monitor. Laboratorium tidur dibuat nyaman dan minim alat medis agar pasien dapat tidur tidur dengan nyenyak.

Tipe PSG

Berdasarkan tipe alat, American Academy of Sleep Medicine mengkategorikan menjadi empat tipe.

-   Minimum terdiri dari 7 channels dalam laboratorium dengan diamati oleh tenaga khusus sepanjang malam.

-   Minimum terdiri dari 7 channels, tidak diawasi secara langsung seperti tipe pertama.

-   Portable sleep apnea testing yang lebih dikenal dengan sebutan perekaman kardio-respiratori, hanya terdiri dari perekaman nafas dan jantung.

-   Apnea screening, hanya merekam aliran udara di hidung dan kadar oksigen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com