Jakarta, Kompas -
Jumlah peserta KB baru 61,9 persen dari 71,08 juta pasangan usia subur (PUS) tahun ini. Padahal, targetnya 65 persen.
Julianto Witjaksono, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Selasa (27/11), di Jakarta, mengatakan, kesadaran PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi sebenarnya tinggi, termasuk di daerah pelosok. Namun, jangkauan layanan dan tenaga kesehatan terbatas.
Selain jangkauan pelayanan medis, masalah sosial dan agama juga menjadi penghambat. Sebagian istri harus minta izin suami untuk memakai alat kontrasepsi. Jika suami tak mengizinkan, mereka tak akan memakai alat kontrasepsi. Sebagian pemuka agama mengharamkan penggunaan kontrasepsi kecuali dengan pertimbangan kesehatan.
Rendahnya kepesertaan KB bisa memicu berbagai persoalan kesehatan dan sosial. Angka
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, Slamet Riyadi Yuwono menjanjikan akan membuka akses pelayanan kesehatan lebih luas. Salah
Cara lain, memperluas penyebaran tenaga medis di berbagai pelosok dengan memberikan