Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2012, 17:39 WIB

KOMPAS.com - Anak yang lahir dari ibu yang sebelumnya menjalani terapi kesuburan seperti bayi tabung atau in vitro fertilisation (IVF)   memiliki kecenderungan sedikit lebih tinggi terkena asma, demikian sebuah penelitian di Inggris mengindikasikan.

Hasil penelitian terhadap lebih dari 13.000 anak-anak Inggris berusia 5 tahun menunjukkan, kecenderungan mengidap asma dua kali lebih besar jika mereka lahir dari kehamilan yang tidak alami. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Human Reproduction ini juga menyatakan, anak-anak ini juga memiliki kemungkinan lebih banyak untuk memerlukan obat-obatan, yang dapat menjadi indikasi asma yang lebih parah.

Para peneliti, di Universitas Oxford dan Essex, menganalisis data dari anak yang lahir antara tahun 2000 dan 2002.  Salah seorang peneliti, Dr Claire Carson, mengatakan 15% dari semua anak-anak dalam penelitian itu menderita asma pada usia lima tahun, tetapi proporsi ini meningkat menjadi 24 persen di antara 104 dari mereka lahir melalui reproduksi yang dibantu oleh teknologi.

Carson juga mengatakan penemuan ini menarik untuk dikembangkan lebih jauh, tapi saat ini masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pengobatan IVF lah yang membuat angka anak-anak yang menderita asma menjadi lebih tinggi. Penjelasan lain, seperti genetika, dapat menjelaskan asosiasi.

Meskipun ada resiko demikian, Carson tidak menyarankan untuk menunda IVF. "Teknologi reproduksi dibantu menawarkan kesempatan untuk memperoleh anak ketika tidak ada pilihan lain," katanya. “Anak-anak yang lahir dengan resiko asma dapat memperoleh pengobatan.”

Malayka Rahman dari Yayasan Asma Inggris menilai studi ini menunjukkan ada kemungkinan relasi antara terapi IVF dengan asma pada anak-anak, tetapi ukuran sampel untuk penelitian ini terlalu kecil.  Selain itu,  penelitian di bidang ini pada umumnya tidak bersifat konklusif.

"Mereka yang mempertimbangkan menjalani IVF harus berbicara dengan dokter tentang manfaat dan risiko kesehatan sebelum membuat keputusan.," ujarnya

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com