Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gangguan Saluran Cerna Pada Bayi dan Dampaknya

Kompas.com - 11/12/2012, 08:50 WIB

-  Gangguan motorik kasar, gangguan keseimbangan dan koordinasi :  Pada pola perkembangan normal adalah bolak-balik, duduk, merangkak,  berdiri dan berjalan  sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 - 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.

-  Gangguan pral motor, keterlambatan bicara : Kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.

-  Gangguan mengunyah dan menelan :
Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih makanan hanya bisa makanan cair dan menolak makanan yang berserat. Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya dicoba makanan tanpa disaring tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.

- Impulsif  : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan seperti anak besar, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.

Penyebab dan Pemicu

Genetik Hipersensitif saluran cerna biasa terjadi karena secara genetik atau bakat alamiah. Biasanya faktor keturunan sangat berperananan. Faktor fenotipe atau kesamaan wajah misalnya orangtua, anak atau saudara yang mempunyai wajah sama biasanya akan mengalami gangguan hieprsensitif saluran cerna yang sama. Gangguan saluran cerna yang dialami oleh orangtua yang wajahnya sama atau suadara kandung yang wajahnya sama seperti mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau kapal. Sering mengalami mual terutama pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap makanan.Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering sendawa atau "glegekan", sering kembung, sering buang angin dan buang angin bau tajam. Sering nyeri perut. Pada penderita dewasa sering megalami gejala penyakit "Maag", dyspepsia atau Iritable Bowel Syndrome

Gangguan Fungsional Gangguan fungsi saluran cerna ini biasanya hanyalah gangguan fungsional bukan gangguan organik atau organ saluran cernanya normal dan baik-baik saja. Sehingga bila dilakukan pemeriksaan USG, CT Scan, endoskopi atau pemeriksaan penunjang lainnya pada umumnya normal

Gangguan Organik Penyebab gangguan saluran cerna lainnya yang jarang adalah gangguan organik seperti stenosis pilorik, sumbatan usus, intususepsi, invaginasi, penyakit Hirshprung, infeksi pencernaan atau gangguan organik lainnya. Biasanya gangguan organik yang terjadi lebih berat seperti berak darah berlebihan dalam 1-3 hari semakin sering, muntah berlebihan lebih 5-7 kali kadang disetai muntah warna hijau, kembung berlebihan hingga perut sangat keras dan besar.

Alergi dan Hipersensitifitas Makanan Gangguan hipersensitif saluran cerna sering terjadi pada penderita alergi makanan, hipersensitif makanan, penyakit celiak dan gangguan reaksi simpang makanan lainnya. Gangguan hipersensitif saluran cerna tersebut akan hilang timbul sering disebabkan karena pengaruh beberapa makanan yang menggganggu atau reaksi simpang makanan. Alergi makanan harus dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini bila terdapat gangguan saluran cerna. Tetapi sayangnya gangguan saluran cerna tersebut sangat ringan dan dianggap biasa sehingga lepas dari pengamatan penderita ataupun bahkan seorang dokter ahli. Bila hal ini terjadi maka seringkali terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi penyebab alergi. Sehingga sering overdiagnosis, bahwa penyebab alergi adalah debu dan udara dingin, padahal alergi makanan sangat mungkin berperanan penting.

Dianggap Bagian Terpisah Penderita sensitif saluran cerna biasanya tidak hanya mengalami satu gejala saja, misalnya disertai gelala alergi lainnya seperti asma, hidung, dermatitis (alergi kulit). Penderita sensitif saluran cerna biasanya terganggu beberapa organ tubuhnya khususnya saluran cernanya secara bersamaan meski dalam bentuk ringan. Tetapi sayang dalam praktek sehari-hari untuk menilai gangguan alergi sebagian dokter seringkali hanya memandang satu keluhan saja dalam penanganan sebuah penyakit. Misalnya dokter kulit hanya melihat gangguan dermatitis padahal saluran cernanya bermasalah juga karena alergi. Sedangkan dokter ahli pernapasan atau paru hanya memandang sesak atau hipersekresi bronkus atau napas berbunyi grok-grok sebagai masalah utama, padahal penderita asma atau sensitif saluran napas juga sering mengalami gangguan saluran cerna seperti Gastrooesephageal Refluks, mual, muntah atau seringatau sebaliknya sulit BAB. Demikian juga ahli THT hanya melihat gangguan cairan telinga bayi yang dipicu alergi, tetapi tidak melihat keluhan sensitif saluran cerna. Sebaliknya dokter ahli saluran cerna hanya melihat keluhan saluran cerna tersendiri padahal keluhan saluran napas, rinitis dan dermatitis (alergi kulit) yang menyertai adalah termasuk kesatuan dalam gangguan penyakit itu.

Infeksi virus atau infeksi lain Selama ini setiap gangguan alergi atau sensitif saluran cerna pada bayi sering divonis sebagai alergi susu sdapi atau alergi makanan. Padahal seringkali justru infeksi virus memicu atau memperberat gangguan yang sudah ada sebelumnya. Infeksi virus atau infeksi lain yang terjadi di luar saluran cerna tetapi dapat mengganggu saluran cerna. Gejala infeksi virus kadang ringan seperti badan hangat, sakit kepala, badan pegal atau kecapekan, batuk dan pilek. Karena ringannya keluhan selama ini infeksi virus tersebut dianggap sebagai masuk angin, terlalu capek, mau flu tidak jadi atau panas dalam. Justru saat ke dokter penyebab tersering dan lebih berat adalah infeksi virus bukan alergi. Sebaliknya justru alergi timbul lebih ringan dan penderita tidak ke dokter. Sehingga sering asma kambuh lagi saat flu, sinusitis kambuh lagi saat flu, nyeri perut atau gejala maag timbul saat flu atau sesak timbul lagi saat batuk yang keras dan demam. Tetapi sayangnya penderita bahkan dokter sekalipun kadang sulit membedakan antara virus dan alergi. Seringkali gejala alergi disebut infeksi sebaliknya infeksi virus dianggap sebagai alergi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com