Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2012, 13:53 WIB

KOMPAS.com — Pertumbuhan sel kanker pada payudara ternyata bisa dicegah dengan tindakan sederhana, yaitu meremasnya. Hal tersebut sudah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan tim dari University of California at Berkeley and The Lawrence Berkeley National Laboratory.

Hasil penelitian menunjukkan, menempatkan alat mekanikal pada sel kanker payudara yang ganas bisa mengubah proses pertumbuhan abnormal sehingga kembali pada pola pertumbuhan yang normal.

"Organisasi jaringan ternyata sangat sensitif pada alat mekanikal yang berasal dari lingkungan sejak awal tahap perkembangan," kata Daniel Fletcher, profesor bioengineering, yang memimpin riset ini.

Jaringan payudara tumbuh, menyusut, dan berubah sesuai dengan pola terstruktur dari kehidupan wanita dan pada satu titik akan berhenti. Kanker payudara ditandai dengan terganggunya pola pertumbuhan itu sehingga sel kanker tumbuh tak terkendali.

Dalam penelitian yang dilakukan di laboratorium Berkeley diketahui ternyata perubahan sel malignant menjadi tumor bisa dimanipulasi menggunakan lingkungan inhibitor biokemikal. Memberikan lingkungan sel yang sehat akan mendorong sel-sel kanker untuk berkembang secara normal kembali.

Menggunakan konsep yang sama, tim peneliti dari Berkeley mencoba memakai inhibitor mekanikal sebagai pengganti inhibitor kimia. Para peneliti menumbuhkan sel epitel payudara menggunakan kandungan mirip gelatin yang disuntikkan ke bilik silikon. Kemudian, silikon itu diremas sesering mungkin dan sel-sel itu tumbuh menjadi sel yang sehat.

Meski begitu, para peneliti tidak menganjurkan pasien untuk melakukan kompresi atau peremasan payudara sendiri untuk mengatasi kanker payudara.

"Kompresi bukanlah terapi. Tetapi, hasil riset ini memberikan petunjuk baru pada molekul dan struktur sebagai terapi target," kata Fletcher, yang hasil penelitiannya dipresentasikan dalam pertemuan American Society for Cell Biology di San Francisco.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com