Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2013, 11:33 WIB

TANYA :

Saya telah menikah selama 9 tahun. Tapi belum juga diamanahi keturunan. Berbagai upaya telah saya lakukan. Pertama kali test, sperma memang katanya "kurang lincah". Lalu disarankan makan taoge. Itu pun saya lakukan sampai "mabok taoge" saking seringnya :-). Lalu saya pernah baca katanya ada juga pengaruh dari saluran kecing yang masuk bersama sperma. Selama ini saya sering mengalami buang air seni tidak tuntas. Maksudnya jika telah kencing masih suka ada yang mengalir sedikit di penis. Apakah itu berpengaruh pada kualitas sperma? Saya pun memiliki riwayat sering jatuh dari kendaraan. Paling parah kecelakaan tahun 1989 lampau yang membuat harus istirahat total 3 bulan akibat benturan di kepala. Benarkan seringnya benturan di badan akibat kecelakaan mempengaruhi kesuburan seorang pria? Jika memang betul bagaimana untuk mengatasi permasalahan saya? Atas jawaban dan perhatiannya. saya haturkan banyak terima kasih.

(Teddy, 40, Subang)
 

JAWAB :

Kalau selama 9 tahun menikah istri belum hamil, berarti Anda dan istri tergolong pasangan yang tidak subur. Kalau menurut pemeriksaan sperma, ternyata Anda mengalami gangguan, berarti penyebabnya ada di pihak Anda. Bagaimana keadaan kesuburan istri, tentu tergantung pada hasil pemeriksaan juga.

Mengenai sperma Anda yang terganggu (walaupun saya tidak tahu dengan pasti), selanjutnya harus diketahui apa penyebabnya. Jadi tidak bisa hanya dengan makan taoge yang tidak jelas berapa banyak dan dari mana asal taogenya. Tergantung pada penyebabnya, barulah diberikan pengobatan.

Mengenai sering jatuh dari kendaraan, tidak selalu mengakibatkan gangguan sperma atau kesuburan. Tergantung bagian tubuh mana yang mengalami benturan dan sejauh mana akibatnya. Kalau bagian buah zakar yang terbentur, mungkin dapat berakibat buruk bagi kesuburan.

Akhirnya saya sarankan Anda untuk mendapat pemeriksaan yang benar agar dapat diketahui sejauh mana sperma Anda terganggu dan apa penyebabnya. Tanpa pemeriksaan tidak mungkin Anda mendapat pengobatan yang benar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com