Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2013, 17:10 WIB

KOMPAS.com – Apakah warna obat menjadi pertimbangan Anda dalam meminum obat? Anda tidak sendiri. Sebuah studi di Amerika Serikat mengatakan, sebagaian besar orang menggunakan warna sebagai pertimbangan dalam memilih obat. Sayangnya, seringkali obat generik diproduksi dalam berbagai warna tergantung dari produsen obatnya. Hal inilah yang seringkali membingungkan masyarakat.

Para peneliti di Brigham and Women's Hospital di Boston menemukan, hingga 50 persen pasien cenderung untuk berhenti minum obat generik jika warnanya berbeda dari yang biasanya mereka minum. Padahal senyak 70 persen obat di Amerika Serikat adalah obat generik yang diproduksi dengan berbagai nama dan warna. Sebagian dari perusahaan obat juga melakukan perubahan warna pada obatnya.

"Ketika berbicara dengan pasien saya, masalah ini seringkali terjadi. Mereka bingung dan tidak mengerti kenapa obat mereka terlihat berbeda,” ungkap Aaron Kesselheim, peneliti sekaligus asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School.

Perilaku ini menyebabkan pasien pun tidak meminum obat yang diresepkan dokter dan berefek pada membengkaknya biaya pengobatan setiap tahunnya karena komplikasi penyakit. Demikian menurut New England Healthcare Institute.

Di Amerika Serikat sendiri, “ketidakpatuhan” pasien terhadap resep yang diberikan mengakibatkan bertambahnya jumlah kunjungan pasien sebanyak 183 juta kali setiap tahunnya.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Archives of Internal Medicine ini menyebutkan di Amerika ada sebanyak 37 jenis obat epilepsi beraneka warna meski dengan khasiat yang sama. Namun karena adanya keanekaragaman ini, orang biasanya melewatkan minum obat. Padahal untuk penyakit epilepsi, sangat fatal akibatnya ketika melewatkan waktu minum obat. Dan yang memprihatinkan lebih dari setengah pasien yang didiagnosa mengidap epilepsi tidak meminum obatnya lagi ketika warnanya sudah berubah.

Meskipun studi ini masih terbatas untuk obat epilepsi, Kesselheim dan timnya percaya harus ada aturan yang jelas untuk warna obat untuk mengurangi ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat. “Dokter dan apoteker harus memberikan informasi lebih baik kepada pasien agar mereka tahu bahwa obat generik ada dalam merek dan warna yang berbeda. Selain itu perbedaan warna tidak akan mengubah cara kerja obat dalam tubuh,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com