Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2013, 11:07 WIB

Kompas.com - Konsumsi obat antidepresan oleh bumil selama ini menjadi perdebatan. Sebagian ahli mengatakan, hal ini tidak boleh dilakukan karena dapat mengakibatkan bertambahnya angka kematian bayi, namun sebagian lagi memperbolehkannya. Sebuah penelitian baru di Inggris menyatakan, konsumsi obat antidepresan oleh bumil tidak meningkatkan risiko kematian bayi.

Obat antidepresan yang biasa diminum antara lain selective serotonin reuptake inhibitors, or SSRIs, termasuk fluoxetine (bernama pasar Prozac) dan citalopram (Celexa). Dikatakan penelitian sebelumnya bahwa obat-obat ini dapat menimbulkan masalah paru-paru pada bayi, dan menyebabkan janin mati dalam kandungan usia 20 minggu, namun penyebabnya masih belum jelas.

Sedangkan studi baru ini mendukung agar jika bumil membutuhkan, maka tetaplah mengonsumsi obat antidepresan. Karena apabila dihentikan, depresi yang tidak diobati maka akan berdampak lebih buruk pada kesehatan janin.

Olof Stephansson, peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm beserta koleganya meneliti hubungan antara catatan bayi yang lahir di Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia yaitu sebanyak 1,6 juta kelahiran selama tahun 1996-2007 serta obat yang dikonsumsi ibu di sekitar waktu kehamilan. Dari total lebih dari 29.000 bumil, hanya mendekati 2 persen yang mengonsumsi obat antidepresan selama kehamilan.

Dalam Journal of American Medical Association, tim peneliti melaporkan bahwa secara keseluruhan, antara tiga sampai empat bayi dari setiap 1.000 kelahiran mati sejak dalam kandungan. Selain itu, sekitar dua dari 1.000 bayi meninggal dalam usia empat minggu setelah kelahiran dan satu dari 1.000 bayi meninggal dalam usia antara satu dan 12 bulan.

Menariknya, penyebab kematian bayi akibat ibunya mengonsumsi obat antidepresan tidak lebih banyak daripada yang ibunya mengonsumsi alkohol ataupun merokok.

Meskipun studi ini menunjukkan bahwa obat antidepresan memiliki risiko kecil dalam meningkatkan angka kematian bayi, para ibu hamil juga perlu waspada dalam mengonsumsinya. "Anda sebaiknya mengonsumsi dosis yang terendah yang masih mungkin, dan jangan hentikan pengobatan jika memang butuh," pungkas Stephansson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com