Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Gangguan Psikologis Anak akibat Berita TV

Kompas.com - 09/01/2013, 03:51 WIB

Oleh: Alia 
Kompasiana: Widyaheart

Seorang ibu terkejut saat anaknya, Tasya (5), menolak masuk ke dalam bank. Padahal, si ibu ingin melakukan transaksi. Tasya menangis menjerit-jerit, ia juga tidak mau ditinggal ibunya. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Kuat diduga informasi yang ditayangkan televisi atau media lainnya mempengaruhi psikologi anak.

Seperti Tasya, beberapa waktu sebelumnya ia melihat serangan bom di sebuah bank hingga menewaskan beberapa orang. Ia pun menginterpretasikan kejadian itu sesuai tingkat pemikirannya yang sederhana. Dalam benaknya, di bank pasti ada bom.

Memang kelihatannya sepele. Namun, perlu diketahui, anak menyerap mentah-mentah informasi yang mereka terima. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin terjadi jika anak ”terpaksa” menyaksikan berita.

Cari tahu apa yang anak pikirkan ketika satu topik berita muncul. Misalnya, anak mendengar kasus ke-kerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tanyakan kepadanya apa yang ia tahu tentang KDRT. Hal ini mendorong kita untuk tahu apa yang anak pikirkan.

Mengajukan pertanyaan tindak lanjut. Setelah mengetahui jawaban anak, biarkan dia berpikir kembali, seperti ”mengapa KDRT terjadi?” atau ”apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi KDRT?”

Jelaskan secara sederhana. Berikan penjelasan dengan kalimat sederhana agar anak mampu menangkap maksudnya. Akan lebih baik bila Anda memberikan pemahaman mana yang baik dan mana yang tidak, bukan menakut-nakutinya.

Perhatikan reaksi yang ditimbulkan dari berita tersebut. Ajak anak berdiskusi tentang bagaimana sebuah peristiwa terjadi dan mempengaruhi perasaan. Hal ini mampu mengasah kepekaan anak.

Menjernihkan kebingungan. Orangtua harus pandai menjelaskan berbagai peristiwa agar pemahaman yang anak terima tidak salah.

Diskusikan interpretasi anak. Tanyakan hal-hal yang lebih spesifik untuk mendorong anak mengungkapkan ide-idenya, membuat koneksi, serta menjadikan anak pemikir kritis dan paham tentang suatu peristiwa.

Memperpanjang pembelajaran. Jika anak mendengar berita tentang angin topan, orangtua bisa menunjukkan peta tempat peristiwa terjadi dan mendiskusikan penyebabnya. Secara tidak langsung, Anda mengajarkan pelajaran geografi pada anak. [http://kom.ps/AD4Npy]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com