Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2013, 11:25 WIB

KOMPAS.com — Terkadang kita merasa lelah dan mengantuk. Setelah jam makan siang, kantuk berkunjung dan membuat kita menguap dan mengusap mata. Sementara itu, ada sebagian dari kita yang amat sulit menahan kantuk. Bahkan kalau diperhatikan, ia sepanjang hari bolak-balik menyeduh kopi dan merokok untuk sekadar mempertahankan kemampuan konsentrasi. Inilah mengantuk berlebihan!

Kantuk berlebihan diketahui membuat kita lamban dan ceroboh, yang tentu saja mengganggu performa di kantor, pekerjaan dan sekolah. Bahkan bagi pengendara, mengantuk adalah ancaman utama keselamatan di perjalanan.

Orang yang mengantuk juga cenderung agresif dan emosional. Tak heran jika kantuk pada siswa berhubungan dengan kenakalan di kelas, atau ada penelitian yang menyebutkan bahwa wanita yang cukup tidur akan menjamin kebahagiaan perkawinan. Ya, kesehatan tidur juga akan menentukan kesehatan emosi dan hubungan antar-personal manusia.

Mengantuk, normal atau tidak?
Kantuk berbeda dengan fatigue (lelah). Fatigue adalah rasa lelah kehabisan tenaga hingga ingin beristirahat, dan istirahat dalam artian bukan tidur. Mengantuk berlebihan juga harus dibedakan dengan perasaan tertekan atau depresi. Mereka yang merasa tertekan tak mau melakukan aktivitas, bahkan yang sebelumnya menggembirakan.

Mengantuk berlebihan bukanlah penyakit tersendiri. Kantuk berlebih dapat disebabkan oleh banyak hal, atau bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit tidur yang lebih serius.

Yang pertama perlu dibedakan adalah apakah kantuk ini bersifat normal atau patologis. Normal jika memang disebabkan oleh kurangnya durasi tidur. Masyarakat modern memang tak memprioritaskan tidur, konon demi produktivitas. Akibatnya, kesehatan tidur tak diperhatikan. Selain mengorbankan waktu tidur, banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang sebenarnya tak sehat bagi tidur. Koneksi internet, cahaya 24 jam, minuman berkafein, berolah raga di malam hari, dan lain-lain.

Sementara itu, mengantuk yang tak normal adalah rasa kantuk yang masih ada walau tidur telah rutin cukup. Penyakit tidur yang bisa menjadi penyebab adalah sleep apnea, periodic limb movements in sleep atau narkolepsi. Sleep apnea paling banyak diderita, tetapi diabaikan karena penderitanya hanya tahu dia bangun tak segar dan mengantuk berlebihan tanpa tahu apa yang ia alami sepanjang malam. Hanya dari orang lain, biasanya pasangan, ia tahu dirinya mendengkur. Sayangnya, kebanyakan penderita tak mengaitkan kebiasaan ngorok dengan kantuk yang dialami.

Akibat mengantuk

Apa pun penyebab mengantuk berlebihan sebaiknya didiskusikan dengan dokter. Siapa tahu, sakit kepala yang sering dialami berkaitan dengan kantuk. Peningkatan tekanan darah, atau penurunan daya tahan tubuh juga bisa disebabkan oleh mengantuk berlebihan.

Banyak orang akan dibantu untuk mengubah jadwal serta kebiasaan-kebiasaan tidurnya agar lebih sehat. Sementara itu, sebagian lainnya memerlukan pemeriksaan medis yang lebih serius. Pemeriksaan di laboratorum tidur adalah salah satunya.

Kalau Anda merasa lamban, terus mengantuk, kurang produktif, hampir alami kecelakaan atau sering membuat kesalahan konyol, jangan cuma mengambil kopi dan terus "memaksakan" diri. Masa depan dan nyawa menjadi taruhannya. Bill Clinton sendiri mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang ia buat kebanyakan ia lakukan saat kelelahan. Bayangkan jika di pekerjaan, Anda sampai dicap pemalas dan lamban, atau dianggap tak bisa berkembang, kurang inovatif, bahkan tak punya kreativitas. Kesehatan tidur akan menjamin produktivitas dan karier terus meningkat karena tidurlah vitamin otak sesungguhnya.

Terlebih lagi, dalam konteks berkendara, dengan terus mengemudi saat mengantuk, kita bukan hanya membahayakan diri, melainkan juga keselamatan orang lain. Ingat saja berbagai kecelakaan fatal di media, hampir semua disebabkan oleh kantuk. Fakta dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, 1 dari 24 pengendara mengaku pernah tertidur di perjalanan.

Akibat mengantuk pada kesehatan juga tak main-main. Berbagai penelitian menghubungkan kantuk dengan buruknya kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengantuk juga menyebabkan kegemukan dan obesitas. Bahkan, tata laksana mengenai tekanan darah tinggi yang dikenal dengan dokumen JNC7 sudah memasukkan penyakit tidur sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama hipertensi.

Waspada mengantuk berlebihan
Mengantuk berlebihan diderita luas, tetapi banyak orang tak menyadarinya. Entah karena sudah terlalu lama diderita hingga dianggap biasa, atau karena konsumsi kafein sepanjang hari. Akan tetapi, mengantuk berlebihan nyata pengaruhi kesehatan, keselamatan, dan kualitas hidup seseorang.

Perhatikan kesehatan tidur, biasakan juga untuk membicarakan kebiasaan tidur dengan dokter. Mengantuk berlebihan bukan kondisi yang normal, bukan juga kemalasan. Mengantuk berlebihan bisa diatasi, atau diobati. Sayang jika diabaikan begitu saja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com