Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2013, 14:18 WIB

KOMPAS.com - "Pinggang saya sakit dokter, saya takut kalau ini akibat ginjal", demikian keluhan seorang pasien waktu konsultasi di ruang praktik.

Melihat cara duduk pasien saja, saya sudah dapat memperkirakan kemungkinan penyebab sakit pinggang yang dikeluhkannya. Pasien kelihatan duduk tidak lurus, seperti membengkok ke kiri.  Pada pemeriksaan fisik, saya lihat tulang punggung pasien memang bengkok. 

Melihat ini, kemungkinan nyeri yang dikeluhkan pasien adalah akibat ini, tulang punggung yang tidak lurus yang menyebabkan tekanan yang tidak seimbang pada ruas tulang di bawahnya dan otot-otot sekitarnya. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satunya adalah kebiasan duduk selama ini, baik waktu kerja, nonton televisi, di atas kendaraan. Duduk yang lama, apalagi dalam posisi yang tidak alami, benar, dapat menyebabkan bermacam gangguan pada tulang belakang.

Pasien, seorang wanita, usia sekitar 40 tahun. Bekerja sebagai tenaga administrasi di suatu instansi sejak 15 tahun lalu. Selama itu, pula dia lebih banyak duduk di atas kursi pada waktu jam kerja, bisa 5-6 jam setiap harinya. Kemungkinan tulang belakang yang agak bengkok ini berkaitan dengan kebiasaan duduk yang salah pada pasien baik di kantor, waktu nonton TV, dan waktu naik kendaraan.

Penelitian menunjukkan, bahwa cara Anda duduk, berapa lama Anda menghenyakkan pantat Anda di atas kursi, sofa, ternyata sangat berpengaruh terhadap status kesehatan Anda, bahkan harapan hidup Anda. Seperti pada pasien di atas, disamping rata-rata waktu duduknya cukup lama, bisa sekitar 8-10 jam setiap harinya, termasuk waktu di rumah, nonton TV, di atas kendaraan, makan dan sebagainya, pasien juga mempunyai kebiasaan duduk yang tidak sehat.  Selain gangguan tulang belakang, pada pemeriksaan laboratorium, pasien juga sudah mengalami gangguan toleransi glukosa, dislipidemia. Secara teoretis, bila pasien tidak merubah gaya hidupnya, kira-kira 5 tahun ke depan, predikat diabetes mellitus akan disandangnya.

Pasien di atas hanyalah salah satu kasus yang sering saya temukan, yang menunjukkan risiko lamanya duduk seseorang dengan bermacam  penyakit.

Penelitian yang dilakukan Universitas Leicester yang dimuat dalam jurnal Diabetologia mengindikasikan bahwa duduk yang lama dapat meningkatkan risiko diabetes, jantung, dan kematian lebih dini. Duduk yang lama meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes dan jantung dua kali lebih besar. Bahkan, risiko ini tetap tinggi walupun di luar waktu itu Anda aktif olahraga. Jadi, bila Anda aktif olahraga 30 menit, kemudian Anda duduk berjam-jam di atas kursi Anda, risiko Anda tetap tinggi.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Medicine & Science in Sport & Exercise menunjukkan bahwa dua kebiasaan yang sering kita lakukan sekarang, duduk di belakang setir, di depan televisi, merupakan prediktor penting kematian akibat jantung. Menurut penelitian itu, mereka yang duduk lebih dari 23 jam dalam seminggu mempunyai risiko kematian 63 persen lebih besar akibat jantung dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari 11 jam. Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 17.000 penduduk Kanada menemukan bahwa risiko kematian satu setengah kali lebih besar pada kelompok yang sebagian waktunya berada di atas tempat duduk, dibandingkan dengan yang lebih jarang.

Jadi, berlama-lama duduk, memberikan dampak negatif terhadap kesehatan Anda, hanya saja Anda tidak menyadarinya saat itu juga , bahkan Anda mungkin terlena waktu nonton TV, lalu mendengkur. Tetapi, seperti  pada pasien di atas, setelah cukup lama, baru pasien merasakan akibatnya.

Lalu, kemajuan teknologi sekarang membuat kita lebih manja. Kaki yang ditakdirkan Tuhan untuk bergerak, jarang kita gunakan lagi. Kita lebih banyak duduk di kursi dengan bermacam aktivitas. Pekerjaan sekarang, pada sebagian orang juga menutut mereka lebih banyak duduk di atas kursi.  Di rumah, godaan menonton TV juga sangat kuat. Lantas, apa yang dapat kita lakukan? agar risiko yang mengancam dapat diminimalisir? Jawabannya mudah dan sederhana, berdirilah!

Ada ahli yang menganjurkan, setiap 20-30 menit setelah Anda duduk, berdirilah. Ada juga yang menyarankan paling tidak setiap jam.  Menurut saya, semakin sering Anda berdiri di sela-sela duduk berkeja barangkali lebih baik. Nah, "aktivitas apa yang bisa dilakukan waktu saat itu?" Apa saja sebenarnya bisa, bahkan terkait dengan aktivitas kerja anda, ada yang dapat anda kerjakan sambil berdiri.  Olahraga ringan, peregangan, meditasi sebentar sambil berdiri juga boleh-boleh saja.

Oleh karena itu, agar Anda bisa  lebih sering berdiri, beberapa kiat di bawah ini mudah-mudahan dapat membantu :

1.  Biasakan menelepon sambil berdiri, bahkan berjalan. Bisa di sekeliling meja kerja Anda atau di sekitar ruang kerja Anda.

2.  Telepon kerja yang biasanya di atas meja Anda, tempatkan di meja yang terpisah, yang agak jauh dari jangkauan Anda.

3. Bila Anda memerlukan sesuatu dari teman kerja Anda, berusahalah datang ke tempat mereka.

4.  Minuman atau makanan kecil yang biasanya ditaruh di atas meja kerja Anda, pindahkan ke tempat lain. Sehingga, waktu Anda ingin minum atau ngemil, Anda harus berdiri dan berjalan lebih dulu.

5. Terimalah tamu di kursi tamu yang sudah disediakan, jangan di kursi di depan meja kerja Anda, dan, tidak perlu sungkan membukakan pintu untuk tamu Anda.

Duduk yang lama ternyata tidak sehat, beberapa penyakit menunggu Anda. Karena itu, pandai-pandailah mengantispasi kesempatan mengangkat pantat  Anda menjauh dari dari kursi Anda. Maka, sering-seringlah berdiri!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com