Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2013, 08:49 WIB

KOMPAS.com - Banyak mitos dan miskonsepsi tentang medis yang beredar di tengah masyarakat dan dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Mitos-mitos ini pasti akan mempengaruhi pandangan, gaya hidup dan tentu saja kesehatan mereka.  Mitos-mitos tersebut di antaranya adalah :

1. Kolesterol yang tinggi hanya didapatkan pada orang gemuk

Banyak yang beranggapan , bila seseorang kurus, langsing, maka tak perlu memeriksakan kadar kolesterolnya. Kepercayaan bahwa kolesterol tinggi hanya pada mereka yang gemuk dan obesitas bisa berbahaya. Anda jadi abai, tidak mau tahu, tidak mau diet, olahraga dan sebagainya. Beberapa pasien waktu saya sarankan untuk pemeriksaan kadar kolesterolnya, menolak karena mereka yakin bahwa kolesterolnya tidak tinggi sebab mereka tidak gemuk. Padahal kolesterol bisa saja tinggi, tidak normal walapun Anda kurus, atau langsing

Karena itu, siapa pun pada dasarnya dapat mempunyai kadar kolesterol tinggi.  Seperti diketahui bahwa kolesterol bersumber dari dua hal, makanan yang Anda konsumsi dan produksi tubuh Anda sendiri yang dipengaruhi oleh faktor genetik

Kita dapat mengontrol kolesterol yang kita konsumsi, tetapi kadar kolesterol menurut penelitian lebih banyak ditentukan oleh faktor genetik. Walaupun demikian, memilih makanan yang lebih sehat, hidup lebih aktif dapat membantu mengurangi risiko kolesterol tinggi karena faktor genetik itu.

Sebaiknya, Anda mulai memeriksakan kadar kolesterol Anda pada usia 25 tahun, atau lebih awal bila Anda punya riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler, seperti jantung. Seyogyanya Anda juga belajar memahami interpretasi kadar kolesterol darah Anda seperti kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida.

2. Wanita tak perlu khawatir sakit jantung

Kebanyakan wanita tidak percaya bahwa mereka mempunyai kemungkinan lebih besar meninggal karena  serangan jantung dan stroke dibandingkan dengan kanker payudara. Mengapa?  menurut penelitian, wanita berpikir bahwa sakit jantung itu hanya penyakit laki-laki, dan kanker adalah penyebab kematian utama mereka. Padahal itu tidak benar. Penyakit jantung adalah penyebab kematian utama wanita dan bertanggungjawab terhadap lebih dari dua kali kematian akibat semua kanker, termasuk kanker payudara. Beberapa alasan bahwa mitos itu salah adalah, kenyataannya lebih banyak wanita yang bekerja dan merokok, dan sering tidak agresif melakukan penyaringan awal risiko penyakit jantung.

3. Osteoporosis adalah bagian normal dari proses penuaan

Tulang yang rapuh, mudah patah, keropos, bukanlah bagian normal proses penuaan. Tidak semua orang akan mengalami osteoporosis, dan bahkan bila Anda punya risiko. Ada tindakan yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya. Lebih awal Anda melakukanya, maka itu lebih baik.

Mengkonsumsi suplemen kalsium dosis tinggi  juga adalah mitos yang salah. Suplemen kalsium dosis tinggi menurut penelitian malah berbahaya, apalagi suplemen kalsium dosis tinggi dalam sediaan yang banyak mengandung gula. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa menjaga aktivitas, olahraga seiring bertambahnya usia Anda jauh lebih baik dalam menjaga kepadatan tulang Anda daripada suplemen yang anda konsumsi. Olahraga, atau latihan jasmani, peregangan, latihan beban yang Anda lakukan dapat mencegah berkurangnya tingkat kehilangan massa tulang Anda.

4. Hanya perokok yang dapat terserang kanker paru

Kejadian kanker paru pada mereka yang bukan perokok sekarang ini meningkat, terutama pada wanita. Menurut American Cancer Society (ACS) sekitar 10 persen laki-laki dan 20 persen wanita yang didiagnosis kanker paru tidak pernah merokok. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor genetik dan risiko perokok pasif.

Penelitian yang dilakukan oleh Stanford University menunjukkan bahwa wanita bukan perokok, tetapi mempunyai pasangan perokok, mempunyai risiko 30 persen lebih besar mengidap kaker paru dibandingkan dengan wanita yang pasangannya bukan perokok. Kemungkinannya adalah semakin besarnya wanita menjadi perokok pasif dari pasangannya yang perokok.

5. Herbal itu alami, jadi tak berbahaya

Karena sesuatu itu alami, tidak ada jaminan bahwa itu juga aman. Tembakau, ganja, arsen itu alami, "apakah itu aman?"

Beberapa herbal dapat sangat berbahaya dan bahkan dapat mematikan. Produk herbal dan suplemen yang diiklankan sebagai produk natural, belum tentu juga alami untuk tubuh manusia. Beberapa herbal juga saling berinterakasi, juga dengan obat-obat yang diresepkan, akibatnya sulit bagi dokter Anda untuk menentukan pengobatan lebih lanjut.

Bila Anda mengkonsumsi herbal, cari petunjuk penggunaan yang aman, sebaiknya diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan produk-produk natural, terutama bila mengkonsumsi obat-obat lain.

Dan, jika Anda hamil, menyusui, ada kelainan hati, jantung, dan ginjal maka Anda harus ekstra hati-hati menggunakan herbal, apalagi dalam jumlah yang banyak. Sebagai prinsip umum, bahwa sesuatu yang, belum tentu dalam jumlah besar juga baik. Bagi saya--saya juga sering mengkonsumsi herbal, suplemen--- tapi saya lebih memilih yang saya olah sendiri dan tidak berlebihan. Dan, daripada mengkonsumsi herbal, suplemen yang belum tentu baik, bermanfaat, saya lebih cendrung memngkonsumsi sayur-mayur, buah-buahan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com