Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2013, 16:23 WIB

Kompas.com - Berlibur kini sudah menjadi agenda wajib keluarga kelas menengah di Indonesia. Pengalaman yang dirasakan selama berlibur dianggap menjadi bekal untuk menghadapi rutinitas selanjutnya. Berlibut juga menjadi ajang merekatkan kembali ikatan keluarga. Manfaat liburan memang luar biasa. Bukan hanya bagi kesehatan jiwa tapi juga kesehatan fisik.

Sebuah studi baru berhasil mengungkap bahwa liburan dapat membantu meremajakan tubuh dengan menurunkan tekanan darah dan tingkat stres. Sehingga dikatakan liburan dapat menjadi obat pencegahan yang terbaik. Efek dari liburan juga disebut bisa bertahan berbulan-bulan.

Para peneliti dari The Holiday Health Experiment menemukan bahwa pergi ke tujuan-tujuan eksotis seperti Thailand atau pun Maldives dapat menurunkan tekanan darah dan stres dan membantu untuk mendapatkan kualitas tidur lebih baik.

Banyak pekerja yang sering tidak mengambil penuh jumlah cutinya setiap tahun. Padahal para ahli menyarankan bahwa agar sehat, orang perlu berlibur sebanyak yang mereka bisa.

Studi terbaru membandingkan kesehatan orang yang berlibur ke tempat eksotis seperti Thailand, Peru, dan Maldives dengan orang yang hanya tinggal di rumah dan melanjutkan pekerjaan.

Mereka menemukan bahwa tekanan darah rata-rata orang yang pergi berlibur menurun sekitar 6 persen, sedangkan orang yang tetap di kantor dan melanjutkan pekerjaan naik sekitar 2 persen dalam satu periode yang sama.

Studi ini pun mengungkap bahwa kualitas tidur orang yang pergi berlibur naik sebanyak 17 persen, sedangkan orang yang tidak berlibur turun sebanyak 14 persen.

Temuan ini juga mengindikasikan kemampuan orang yang pergi berlibur untuk mengatasi stres meningkat sebanyak 29 persen, dan menurun sebanyak 71 persen bagi orang yang tidak berlibur.

Begitu pula dengan kadar glukosa pada peserta penelitian. Para peneliti mengatakan bahwa pergi berlibur juga dapat memicu menurunnya kadar glokusa sehingga menurunkan risiko diabetes dan obesitas.

"Sikap tidak mengambil penuh jatah cuti dapat menjadi tindakan yang kontraproduktif. Sebab libur teratur  dapat dihitung sebagai obat pencegahan," kata Direktur Manager Kuoni, salah satu sponsor dari studi ini, Derek Jones, dilansir Daily Mail.

Nah, jangan ragu lagi, segera rencanakan liburan Anda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com