Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2013, 09:31 WIB

Kompas.com - Gangguan pengelihatan pada usia dini dapat menjadi penghambat perkembangan anak sehingga diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Namun terdapat kesulitan tersendiri dalam mendeteksi gangguan pengelihatan pada anak usia dini. Terlebih anak usia dini belum mampu mengerti dan mengkomunikasikan gangguan pengelihatan yang dialaminya. Oleh karenanya, dibutuhkan perhatian orang tua untuk mewaspadai gejala-gejala gangguan mata pada anak.

Menurut optalmologis dari Jakarta Eye Center @ Kedoya Jakarta, Florence Manurung, ada tiga gangguan pengelihatan yang sering terjadi pada anak usia dini.

1. Kelainan refraktif atau ketidaknormalan bentuk dari mata yang mengakibatkan kesalahan bias dan mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Contohnya seperti miopi (rabun jauh), hiper metropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silinder). Gangguan refraktif ini bisa merupakan faktor keturunan atau  kebiasaan yang buruk. Gejalanya adalah anak sering menyipitkan matanya saat melihat objek jauh atau melihat televisi dari jarak yang dekat.

2. Ambliopia atau mata malas. Gangguan ini terjadi karena berbagai faktor yang mengakibatkan otak hanya memproses informasi visual dari satu mata yang dominan  sehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan pengelihatan. Jika tidak ditangani bisa menyebabkan anak kehilangan pengelihatan secara permanen. Waspadalah bila satu mata anak "mengembara" dan tidak bergerak bersama mata lainnya, memiringkan kepala untuk melihat sesuatu, atau memiliki kelopak mata yang turun.

3. Strabismus atau juling. Pada gangguan ini mata tidak berada dalam posisi sejajar atau bahkan menyilang namun biasanya satu mata akan tetap lurus. Bila tidak ditangani strabismus bisa mengakibatkan ambliopia atau mata malas. Ada beberapa bentuk gejala strabismus seperti esotropia dimana satu atau kedua mata mengarah kedalam menuju hidung, eksotropia -  satu atau kedua mata mengarah keluar, hipertropia - satu atau kedua mata mengarah ke atas, dan hipotropia yang merupakan kebalikan dari hipertropia.

Untuk deteksi dan penanganan lebih tepat pada anak usia dini disarankan untuk membawa anak ke dokter mata yang berpengalaman untuk menangani anak karena diperlukan pendekatan berbeda untuk meriksa pasien anak.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com