Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2013, 19:56 WIB

KOMPAS.com - Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah jenis penyakit jantung yang paling banyak diderita anak-anak. Penyakit ini sebenarnya dapat dideteksi sejak janin berusia 12 minggu kehamilan, sehingga bisa dilakukan intervensi dini.

Menurut ahli jantung anak, dr.Sukman Tulus Putra, penyakit jantung bawaan diderita sekitar satu persen dari jumlah kelahiran. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahunnya lahir sekitar 45.000 bayi dengan kelainan jantung bawaan.

"Jumlah tersebut lebih besar dari di Amerika Serikat yang hanya 35.000," kata konsultan senior kardiologi anak dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) itu di acara jumpa pers Simposium Kardiologi yang diadakan RS Eka Hospital, Rabu (13/2/13), di Jakarta.

Sukman menjelaskan, selama proses kehamilan pembentukan jantung terjadi pada 12 minggu pertama. Pada masa ini, rentan terjadi kelainan pada jantung janin.  "Bisa saja pembentukannya tidak sempurna," kata Ketua Komite Medis RS Eka Hospital ini.

Tetapi kabar baiknya kelainan jantung pada bayi kini dapat dideteksi melalui USG atau fetal echocardiografi. "Jika sejak kehamilan sudah diketahui dokter dapat menyiapkan langkah penanganan karena pada kasus yang kompleks perlu dilakukan operasi saat bayi baru berusia satu atau dua minggu," katanya.

Banyak kasus penyakit jantung bawaan meninggal dunia karena tak sempat didiagnosis. Kasus yang dirujuk kadang terlambat sehingga tak bisa dioperasi lagi.  Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab penyakit jantung bawaan. Namun risiko lebih besar jika saat kehamilan ibu menderita infeksi toksoplasma, mengonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, atau terpapar radiasi dan polusi.

Pada bayi baru lahir, penyakit jantung bawaan bisa dikenali lewat gejala sesak napas, bayi tampak biru, sering berhenti saat menyusui, atau berat badan sulit bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com