Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2013, 12:23 WIB

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan mempertahankan ereksi seringkali dialami oleh pria karena berbagai faktor. Faktor usia merupakan  faktor utama bagi pria terkait risiko disfungsi ereksi. Menurut National Institutes of Health, sekitar 4 persen dari pria berusia 50  tahun telah mengalami disfungsi ereksi, sementara hampir 50 persen dari pria yang berusia 75 tahun pun mengalami hal yang serupa.

Namun selain faktor usia, ternyata ada beberapa faktor yang mungkin tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Berikut 7 faktornya:

1. Konsumsi obat untuk rambut rontok

Pengobatan untuk rambut rontok memiliki efek samping di antaranya disfungsi ereksi dan penurunan libido pada sebagian pria, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Sexual Medicine. Sementara obat mungkin membantu dalam mengatasi rambut rontok, perubahan hormon juga dapat menentukan kemampuan untuk mencapai ereksi.

2. Penyakit gusi

Penyakit gusi dengan peradangan kronis dan infeksi meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi, demikian menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sexual Medicine. Penyakit gusi merupakan indikator dari lemahnya kesehatan tubuh secara umum dan dapat dihubungkan juga pada peningkatan risiko penyakit jantung, dan faktor risiko untuk disfungsi ereksi, ujar para peneliti.

3. Istri Anda beteman dengan sahabat pria Anda

Sudah menjadi rahasia umum bahwa faktor psikologis  memiliki peran besar dalam performa seks Anda, namun ada sesuatu yang mungkin baru Anda ketahui: ketika istri Anda menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman pria Anda, mungkin itu akan jadi pemicu dari disfungsi ereksi bagi Anda, demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam American Journal of Sociology.

4. Bersepeda

Bersepeda dapat meningkatkan risiko dari disfungsi ereksi. Sebuah review artikel tahun 2005 yang dipublikasi dalam jurnal Sexual Medicine menemukan bahwa sebanyak 4 persen dari pesepeda yang menghabiskan waktu paling tidak tiga jam per minggu di atas sadel, menderita disfungsi ereksi tingkat moderat, semestara hanya 1 persen dari pelari yang mengalami hal yang serupa.

5. Diabetes

Menurut National Institute of Health, pria dengan penyakit diabetes memiliki kemungkinan dua pertiga lebih besar untuk mengalami disfungsi ereksi daripada pria tanpa diabetes. Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang mengendalikan ereksi dan darah yang mengalir menuju penis.

6. Tekanan darah tinggi

Pembuluh darah dan aliran darah yang sehat merupakan syarat esensial untuk memperoleh dan mempertahankan ereksi. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di dalam tubuh, sehingga mereka pun kehilangan elastisitasnya dan kurang mampu lagi untuk mengalirkan darah dengan volume yang sama dengan cepat, terutama ke arah penis saat ereksi.

7. Depresi

Depresi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi disfungsi ereksi. Saat depresi, terjadi ketidakseimbangan komponen biokimia di dalam otak sehingga menyulitkan tubuh untuk mengalirkan darah ke penis saat ereksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com