Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2013, 18:00 WIB

KOMPAS.com - Tidur seringkali disepelekan, karena dianggap sebagai suatu kegiatan yang membuang-buang waktu alias tidak produktif. Tapi jangan salah, mendapatkan waktu tidur yang cukup, justru membuat seseorang menjadi lebih produktif.  Kok bisa?

Ya, banyak riset menunjukkan bahwa orang yang kurang waktu tidur kekebalan tubuhnya cenderung menurun sehingga mudah sekali terserang berbagai penyakit infeksi seperti misalnya flu, radang tenggorokan, dan demam.

Singkatnya, apabila Anda sering sakit dan jarang masuk kantor, otomatis produktifitas Anda juga akan menurun. Inilah yang menjadi alasan mengapa tidur erat pengaruhnya terhadap produktifitas pekerjaan seseorang.

Sama seperti yang dialami Irwan, 24 tahun. Pria bertubuh tinggi besar ini mengaku sangat sulit untuk bisa tidur tepat waktu. Paling-paling, setiap malamnya ia hanya bisa tidur 2-3 jam.

"Saya sudah biasa tidur di atas jam 01.00 . Kurang dari situ, mata kayaknya susah untuk dipejamkan," cetusnya, yang kini bekerja sebagai salah satu karyawan bank swasta di Jakarta.

Irwan mengaku tersiksa dengan keadaannya tersebut. Bahkan beberapa kali ia juga pernah mendapat teguran dari atasannya karena sering terlambat masuk ke kantor.

Untuk mengatasi rasa kantuk saat bekerja, konsumsi kopi pun selalu menjadi teman terbaiknya. Bahkan, pria yang hobi bermain gitar ini mengaku bisa menghabiskan dua sampai tiga gelas kopi dalam sehari.

"Meskipun minum kopi bisa bikin kantuk hilang, tapi badan rasanya masih saja lemas, dan sulit konsentrasi," cetusnya.

Seperti dikutip laman WebMD, kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam kinerja dan kewaspadaan. Bahkan, mengurangi waktu tidur malam sedikitnya satu setengah jam, dapat mengakibatkan berkuranganya kewaspadaan di siang hari sebesar 32 persen.

Menurut praktisi kesehatan tidur dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Dr Andreas Prasadja, RPSGT, menurunnya kewaspadaan dan kantuk di siang hari yang berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu panjang juga dapat memicu kerusakan memori dan kemampuan kognitif - kemampuan untuk berpikir dan memproses informasi.

"Akibat tidur kurang, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan satu jam mungkin akan menjadi tiga jam.  Jadi saya selalu bilang, tidur yang baik adalah cara cerdas meningkatkan produktivitas. Performance kita hanya bisa di revitalisasi dengan tidur. Kalau dipaksa kerja performance tidak bagus," papar Andreas.

Karyawan yang kurang tidur lanjut Andreas juga cenderung mudah murung dan kurang toleran terhadap rekan kerja mereka, sehingga membuat emosi mudah meledak-ledak.

Manfaatkan Power Nap

Lantas bagaimana cara mengatasinya? Pertama, jangan mencoba melawan rasa kantuk dengan mengonsumsi suplemen tertentu atau minum berbagai bermacam stimulan seperti misalnya kopi atau minuman energi. Karena stimulan tersebut hanya dapat menahan rasa kantuk, tetapi tidak meningkatkan performance.

"Meski seolah-olah kita merasa euforia, tetapi kemampuan konsentrasi, analisa, ketelitian, dan kaewaspadaan tetap buruk. Jadi lebih baik tidurnya dibenerin," saran Andreas.

Kedua, lakukan power nap. Ini adalah istilah keren untuk tidur pendek yang bisa menjadi cara untuk membayar waktu tidur malam Anda yang hilang dan memerangi kelelahan di tempat kerja.

Power nap, tutur Andreas, tidak harus lama, karena dapat dilakukan pada jam istirahat di tempat kerja atau setelah makan siang.  Anda hanya butuh waktu sekitar 20-30 menit untuk tidur siang.

"Setelah makan siang 15 menit, selebihnya bisa dimanfaatkan untuk power nap. Itu lebih baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan performance," jelasnya.

Saran Andreas  ini patut dipertimbangkan karena sejalan dengan hasil penelitian para ilmuwan di Harvard School of Public Health Amerika Serikat dan University of Athens Medical School Yunani. Para peneliti menemukan bahwa seseorang yang cukup mendapatkan waktu tidur siang secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan bahkan menurunkan risiko penyakit jantung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com